REPUBLIKA.CO.ID, NYON -- Presiden UEFA Michael Platini menyesalkan adanya drone-cam yang memasuki stadion dengan membawa pesan politis. Akibatnya pertandinan Serbia melawan Albania dalam lanjutan kualifikasi Piala Eropa 2016, dihentikan.
Laga yang digelar di Belgrad itu berakhir kacau. Setelah sebuah pesawat tanpa awak (drone) melintas di atas stadion sambil mengibarkan bendera Albania Raya yang memicu ketegangan kedua negara. Melihat kejadian itu sang wasit, Martin Atkinson terpaksa menghentikan laga.
Sebab akibat drone-cam berbendera itu, kerusuhan massal di tengah lapangan terjadi. Bahkan tidak hanya melibatkan para suporter, melainkan juga para pemain dan staf tim. Namun, yang membuat Platini cemas adalah tren baru penggunaan drone dalam mengirim pesan politis. Dia menilai, tren itu bisa menyebabkan pembantaian dalam laga sepakbola di masa depan.
"Kami telah melakukan penyelidikan dan masih menunggu laporan dari Belgrade. Tetapi, bayangkan yang dibawa drone itu adalah bom, bukan bendera. Apa yang bisa kita lakukan," jelas Platini dikutip dari Soccerway, Jumat (17/10).
Platini khawatir jika yang dibawah drone-cam adalah benda yang berbahaya, tentu sepak bola bisa menjadi alat perang. Dengan itu Presiden UEFA itu mengimbau kepada jajarannya agar lebih berhati-hati lagi. Terutama, di daerah yang banyak ketegangan politik, seperti di sana (Serbia dan Albania), maka pihak penyelenggara (Panpel) harus lebih ketat lagi penjagaannya.