Jumat 17 Oct 2014 23:00 WIB

Misi Kambouare Mengobati Luka

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Didi Purwadi
logo ligue 1 prancis
Foto: www.bettingwell.com
logo ligue 1 prancis

REPUBLIKA.CO.ID, LENS -- Sekalipun mengaku tidak memiliki kenangan buruk terhadap Paris Saint Germain, pelatih Lens, Antoine Kombouare, menegaskan tidak akan melupakan masa indah ketika membawa klub ibu kota tersebut meraih gelar Piala Super Prancis dan trofi Coupe de la Ligue (Piala Prancis).

Dua tahun setengah melatih PSG dengan dua gelar ternyata belum memuaskan manajemen klub. Ia dipecat pada 2011 karena masuknya Carlo Ancelotti sebagai pelatih baru. Momen tersebut tidak akan dilupakan oleh mantan pemain yang pernah membawa PSG memenangi gelar Ligue 1 pada 1994.

Di bawah asuhan Ancelotti, PSG meraih gelar ketiganya pada 2012. Tahun berikutnya 2013, PSG mendominasi liga dengan kembali menjadi pemuncak klasemen. Kombouare hanya bisa melempar senyum dengan prestasi mantan klubnya itu.

Pada 2013, ia pun akhirnya ditunjuk untuk menjadi suksesor RC Lens untuk masuk ke Ligue 1 Prancis. Walhasil, tahun ini Lens kembali berlaga di kasta tertinggi liga sepakbola Prancis. Kombouare pun tidak sabar menanti untuk menghadapi PSG.

''Aku tidak menyembunyikan keinginanku untuk tetap di PSG ketika itu. Tapi, aku mendapat tekanan. Aku harus meninggalkan klub. Ya, mereka memberiku uang dan memintaku untuk angkat kaki,'' ujarnya dilansir dari laman Soccerway.

Menurut Kombouare, laga melawan PSG merupakan momen kebangkitan timnya yang kini terpuruk di urutan 18 dengan dua kali kemenangan dalam sembilan laga. Namun, laga emosional bagi sang pelatih tersebut tidak didukung dengan lokasi yang akan dimainkan Lens.

Stadion Bollaert-Delelis sedang dalam perombakan dan federasi sepakbola Prancis memilih lokasi 200 kilometer dari kandang Lens, yakni Saint Denis. Kombouare pun menyayangkan kondisi ini karena dukungan fans dapat menambah motivasi Lens dalam bertanding.

''Aku sempat frustrasi. Suporter dapat memotivasi kami bertanding, tapi kita dipaksa untuk melupakan bertanding di kandang sendiri. Tapi kita tidak boleh menyerah, karena ini adalah momen untuk bangkit, salah satunya mengalahkan PSG, sekalipun mereka tim besar,'' kata dia dikutip dari FIFA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement