REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Sepak bola gajah diduga terjadi pada laga pamungkas babak delapan besar Grup N Divisi Utama yang mempertemukan PSS Sleman melawan PSIS Semarang di Sasana Krida Akademi Angkatan Udara (AAU), Yogyakarta, Ahad (26/10). Lima gol yang tercipta dalam laga ini semuanya terjadi gara-gara gol bunuh diri. Laga ini dimenangkan tuan rumah PSS Sleman dengan skor 3-2.
PSS dan PSIS sebenarnya sama-sama sudah memastikan diri melaju ke semifinal. Berkat kemenangan ini, PSS Sleman lolos ke semifinal dengan status juara grup. PSS mengantongi 14 poin, sementara PSIS mengoleksi 11 poin.
PT Liga Indonesia selaku administrator Divisi Utama rupanya gerah dengan cibiran dari masyarakat. Lewat laman resminya, Liga Indonesia menegaskan akan menyelidiki kasus yang diberi label ‘kejadian luar biasa’ ini.
“LIGA akan bertindak cepat dan tegas menyikapi ‘kejadian luar biasa’ ini. Berkoordinasi dengan Komdis (Komisi Disiplin PSSI) dan Komite terkait, akan dilakukan investigasi mendalam, mengapa hal ini bisa terjadi. Kita harus memproteksi integritas sepak bola dari hal-hal seperti ini, dan upaya mencederai fair play,” kata CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono di laman resmi Liga Indonesia, Senin (27/10).
Dalam pernyataan itu, Liga Indonesia menegaskan komitmennya menjaga fair play. Saat ini, Liga Indonesia mengklaim tengah aktif dalam melakukan investigasi mendalam pada kasus yang terjadi usai laga Persis vs Martapura FC pekan lalu. Laga itu berakhir rusuh dan menyebabkan satu orang meninggal dunia.
Daftar itu masih bertambah dengan kasus WO-nya Persis Solo, pada laga melawan Pusamania Borneo FC, Ahad. Pihak Persis Solo tidak hadir di Stadion Segiri, kendati sempat ikut Technical Meeting sehari sebelumnya.
“Rekomendasi sidang Komdis telah diterbitkan. Besok, Komdis langsung bersidang, kejadian seperti ini yang telah melanggar fairplay kompetisi, bisa berbuah skorsing hingga diskualifikasi dari kompetisi,” tegas Joko.