REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Skandal memalukan bernama sepak bola gajah menyeret sejumlah permasalahan lain. Salah satunya soal kepemimpinan hakim lapangan, yang dinilai berat sebelah pada klub tertentu.
Sehingga hal itu yang menyebabkan PSS Sleman dan PSIS Semarang melakukan parade gol bunuh diri, agar terhindar dari hadangan Borneo FC di babak semifinal. Borneo FC sendiri diindikasi menjadi salah satu klub yang selalu dianak emaskan oleh wasit.
Terbukti dari 28 laga, Borneo FC sudah mendapatkan hadiah penalti dari sang pengadil sebanyak 26 kali. Selain oknum Borneo pernah melakukan intimidasi kepada tim lawan, saat melawat ke Kalimantan, yang berujung kemenangan Walk Over (WO) untuk Borneo FC.
Saat dikonfirmasi, Direktur PSS Sleman Suparjino membantah jika timnya takut bertemu Borneo FC. Justru timnya siap bertemu dengan siapa saja, tak terkecuali Borneo FC.
Namun, Suparjino membungkam ketika ditanya alasan PSS Sleman menerapkan sepak bola gajah, dua pekan lalu. “Kita tidak mau komentari itu lagi, sekarang saya duduk manis saja,” ujar Suparjino saat dihubungi Republika, Sabtu (1/11).