REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Gelandang Manchester City, Yaya Toure, meminta otoritas sepak bola dunia FIFA bisa bersikap lebih tegas terhadap persoalan rasis yang kerap terjadi di dalam maupun luar lapangan sepak bola.

Toure mengaku sejauh ini perlakuan rasis itu masih ada. Dirinya mengaku sudah mengalaminya selama bertahun-tahun, termasuk yang terjadi melalui aksi di sosial media. Untuk itu ia bersikeras untuk menyadarkan pelaku rasisme agar menghentikan tindakannya.

"Saya sudah diserang seperti itu selama bertahun-tahun. Saya sudah berusaha untuk mengatakan kepada FIFA kalau orang-orang itu berada di jalan yang salah dan apa yang mereka lakukan tidak baik," ujar pemain tim nasional Pantai Gading itu sbagaimana dilansir dari laporan Stuff, Rabu (5/11).

Toure menyatakan sepak bola itu tidak memiliki warna. Ia juga menegaskan olahraga bukanlah kekerasan melainkan suatu cara untuk menjadi sehat dan membanggakan dalam sebuah prestasi.

Saat ini, polisi setempat tengah melakukan pengusutan terhadap perilaku rasis yang diterima Toure di akun twitternya. Pihak berwajib membenarkan adanya tweet rasis yang diterima Toure.

"GMP dapat memberitahu kami adanya keluhan mengenai tweet rasis yang diarahkan pada pemain Manchester City, Yaya Toure pada Senin 3 November 2014. Petugas sedang menyelidiki,"  pernyataan polisi.

Beredar kabar, perlakuan rasis ini dilakukan oleh fans CSKA Moskwa mengingat hal serupa sempat dialami Toure tahun lalu dalam kemenangan 1-2 kala bertanding menghadapi CSKA di Moskow. Apalagi, tahun ini kedua tim akan kembali bertemu di Etihad.

Meski begitu, pelatih the Citizens, Manuel Pelegrini memastikan masalah ini tidak akan mempengaruhi performanya dalam pertandingan kontra CSKA Moskow di ajang Liga Champions, Kamis (6/11) dini hari WIB.

"Saya tidak berpikir dia (Yaya) akan memiliki masalah tenang hal itu dan akan bermain dengan cara yang selalu dilakukannya," ujar pelatih.

Ikuti Whatsapp Channel Republika