REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bobotoh, kelompok suporter Persib Bandung, memberikan respons terkait dengan pemberitaan di media massa soal perusakan bus rombongannya di Jakarta pada Ahad (9/11) lalu. Pihak Bobotoh meminta PSSI dan aparat kepolisian bisa mendengar penjelasan lengkap dari pihaknya.
"Kita tidak ada niatan untuk menyerang. Justru kami ingin cepat pulang ke Bandung, karena sudah capek juga ingin segera istirahat. Apalagi kami punya acara pesta kemenangan di Bandung. Tapi kami malah mendapat serangan," kata Abel, salah satu perwakilan Bobotoh yang juga menjadi koordinator rombongan bus Bobotoh, sebagaimana dilansir dari laman resmi klub.
Abel sangat berharap, pihak terkait baik itu PSSI atau kepolisian dapat duduk bersama dengan Bobotoh untuk mengetahui bagaimana kejadian yang sebenarnya. ''Kami merasa pemberitaan yang beredar tidak sesuai fakta dan cenderung menyudutkan Bobotoh.''
Abel menambahkan, sekitar enam Bobotoh yang kabarnya diamankan, bukan karena mereka sebagai pelaku atau provokator. Namun lebih pada penyelamatan diri dari ancaman penganiayaan yang dilakukan kelompok orang yang diduga oknum Jakmania.
"Sebenarnya mereka (enam orang) mengamankan diri bukan diamankan. Karena saat kejadian sudah dikepung massa. Tapi, di sejumlah media menulis kita yang merusak rumah warga. Sebenarnya bukan seperti itu. Malah kita yang jadi korban," ungkapnya.
Sementara itu, salah seorang Bobotoh, Diki (30) yang sempat diamankan pihak kepolisian Jakarta, mengatakan ia dan lima temannya mengamankan diri masuk dalam mobil polisi, meskipun di dalam mobil massa tetap memburunya.
"Di kantor polisi, malah kita mau dibikin tersangka. Kita juga bingung. Saat keributan juga, saat saya minta tolong ke salah satu petugas polisi, malah polisi itu angkat tangan dan bilang lawan dong, itu kan musuh kalian. Di polsek juga kami ditunggu para The Jak. Jadi tidak bisa keluar begitu saja," keluhnya.