REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Mario Balotelli berusaha meredam spekulasi yang beredar belakangan ini tentang sosoknya yang tidak lagi mendapat kehangatan di dalam tim nasional (timnas) Italia. Pemain yang memperkuat Liverpool itu baru saja mendapat kesempatan emas memperkuat gli Azzuri saat menjamu Kroasia di matchday 4 fase grup H kualifikasi Piala Eropa 2016.
Pemanggilan yang dianggap kontroversial, mengingat performa buruk Balo bersama Liverpool di Liga Primer Inggris. Melalui akun instagramnya, Super Mario memposting keceriaan suasana latihan timnas Italia. Dalam satu postingan fotonya, Balo memamerkan keakraban dengan rekan setimnya, seperti Simone Zaza (Sassuolo) dan Stephan El Shaarawy (AC Milan), dan Mattia De Sciglio, mantan rekan setimnya di Milan. Postingan foto yang terkesan menepis suasana panas di kamar ganti Azzuri.
"Teman-teman," ia memberi judul gambar pada postingannya. "Mari kita lihat mereka! Orang-orang besar! Pemain sepak bola yang luar biasa," tulis Balotelli melanjutkan postingannya dilansir Dailymail, tengah pekan ini.
Beberapa bulan terakhir, Balotelli memang menjadi bulan-bulanan media Italia terkait dengan performa buruknya hingga berujung catatan buruk di Piala Dunia 2014. Bahkan, Balotelli, dianggap tidak layak kembali memperkuat Italia usai tak satu gol pun disarangkan usai sebelas pekan bermain untuk Liverpool. Namun, suasana hangat yang terjalin di Coverciano, markas latihan, seakan memudarkan semuanya.
Nuansa harmonis juga ditunjukkan para penggawa Azzuri lainnya. Pemain bertahan Italia, Giorgio Chiellini menyatakan langsung dukungannya untuk Balotelli yang kembali ke pangkuan timnas. Menurutnya, sudah tidak ada lagi persoalan antara Balotelli dan rekan-rekan lainnya.
"Pelatih telah membuat pilihan (termasuk memilih Balotelli) sudah tepat," ujarnya. Menurutnya, ia dan rekan-rekan setim sudah melupakan hasil buruk di Brasil. Membuka lembaran baru dan meningkatkan kebersamaan, kata Chiellini, adalah yang dibutuhkan tim sekarang.
"Saya mengerti bahwa penting bagi media untuk mengetahui berapa kali Mario pergi ke kamar mandi, seberapa sering ia bersin dan berapa kali dia menelepon ibunya," ujar Chielini menambahkan.