REPUBLIKA.CO.ID, RENNES -- Timnas Prancis diakui Didier Deschamps sedang mengalami masa transisi untuk menjadi tim yang lebih kuat. Penampilan buruk sejak terakhir kali masuk final Piala Dunia 2006, di Jerman, menjadi catatan Deschamps.
Mantan pemain Chelsea tersebut mengaku kerap mengubah formasi dengan satu atau dua penyerang untuk mencari permainan yang efektif. Sejumlah pemain pun dipanggil seperti Andre Pierre Gignac yang berprestasi Marseille atau pemain muda berprestasi macam Paul Pogba dan Raphael Varane.
Deschamps mengatakan, jika turnamen besar dilaksanakan sekarang (Piala Eropa dan Piala Dunia), maka Prancis bukanlah unggulan.
''Kita sedang membangun tim dan inilah waktunya. Aku merasa Prancis sekarang bukanlah unggulan. Spanyol, Jerman, dan Belanda masih jauh di atas kita,'' ujar Deschamps dilansir dari laman FIFA.
Mengenai pertandingan persahabatan melawan Albania pada Jumat (14/11) malam waktu setempat, Deschamps menegaskan tim tersebut merupakan lawan yang selevel dengan Prancis. Albania adalah tim yang sedang membangun prestasi dengan kemajuan permainan di sejumlah pertandingan.
Deschamp berharap tim mengerahkan seluruh kemampuannya ketika bertanding di depan publik Prancis di Stadion Lorient Road. Dan tidak meremehkan Albania. ''Apalagi melihat mereka berhasil mengalahkan Porugal. Itu prestasi,'' kata dia dikutip dari laman Soccerway.
Kemenangan melawan Albania menjadi wajib untuk menunjukkan kepada publik bahwa Prancis memiliki keseriusan untuk bangkit kembali. Deschamps melanjutkan publik berada dalam masa kecemasan akibat prestasi nihil timnasnya.
Publik kini berimajinasi Prancis ketika era Zinedine Zidane, Lilian Thuram, atau David Trezeguet yang mampu merebut gelar ganda Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000.
''Fan sangat ingin Prancis kembali. Mereka berimajinasi dengan pemain terbaik kami. Ini membuat dilema di mana kami harus lebih baik. Kami hanya bisa bekerja keras dan membuat imajinasi mereka menjadi nyata,'' kata dia dilansir dari laman Four Four Two.