REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pelatih Persis Solo, Widyantoro, terus melakukan pendekatan terhadap para pemainnya untuk memulihkan mentalnya sebelum melawan tim tuan rumah Borneo FC Samarinda, pada pertandingan ulang babak delapan besar Grup P Divsi Utama Liga Indonesia, Kamis (20/11).
"Anak-anak belum 100 persen mentalnya pulih. Mereka masih banyak yang trauma setelah mengingat saat diserang kelompok suporter tuan rumah di kawasan Stadion Segiri Samarinda Kaltim," kata Widyantoro di Solo, Sabtu (15/11).
Menurut Widyantoro, pihaknya terus memberikan pengertian kepada para pemainnya agar mereka sedikit demi sedikit bisa pulih dan dapat pertandingan melawan Borneo FC di Stadion Segiri.
Menyinggung soal stamina dan fisik pemain, Widyantoro menjelaskan, pemainya sudah siap tempur, tetapi hanya mental bertanding mereka belum pulih atau baru sekitar 60 persen.
"Kami sudah mengupayakan dengan memberikan pengertian dan motivasi agar mereka bisa bangkit kembali seperti pertandingan-pertadingan sebelumnya," katanya.
Persis yang akan bertanding melawat ke Samarinda ada dua pemain pilarnya yang dipastikan tidak bisa diturunkan, yakni wing back Hendri Aprilianto dan pemain sayap kanan Andrid Wibowo.
Menurut dia, Hendri Apriianto terpaksan harus absen melawan Borneo, karena mendapatkan akumulasi kartu kuning, sedangkan Andrid terkena hukuman kartu merah saat melawan Martapura FC pada pertandingan sebelumnya.
Namun, kata Widyantoro, pihaknya sudah menyiapkan pemain yang akan menempati posisi Hendri, di bek kanan yakni Dwijoko, sedangkan Andrid bisa diisi pemain Tinton Suharto atau Bayu Nugroho.
Manager Persis Solo Totok Supriyanto menjelaskan, pihaknya berharap seluruh pemain timnya mentalnya sudah bisa pulih sebelum mereka berangkat ke Samarinda.
Menurut Totok Supriyanto, pihaknya juga heran kenapa PT Liga tidak menjatuhkan sanksi apapun terhadap Borneo FC atas kejadian penyerangan saat Persis hendak mencoba lapangan di Stadion Segiri.
"PT Liga atau PSSI setidaknya memberikan sanksi dengan pertandingan tanpan penonton atau digelar di tempat yang netral atau pertandingan usiaran," katanya.
Namun, Borneo FC Samarinda justru sama sekali tidak mendapatkan sanksi apapun dari Komisi Disiplin PSSI. Hanya saja pertandingan dipegang langsung oleh pihak PT Liga bukan panpel setempat.
"Saya tidak tahu ada apa Borneo FC dengan Komdis PSSI. Ini tanda tanya besar bagi masyarakat di dunia sepak bola di Indonesia," katanya.