Selasa 18 Nov 2014 10:03 WIB

'Whistle Blower' Suap Piala Dunia 2018 dan 2022 Merasa Dikhianati (1)

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Israr Itah
FIFA
Foto: 365footballnews.com
FIFA

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA-- Kekisruhan seputar dugaan suap dalam proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022, masih terus berlanjut.  Terbaru, whistle blower pengungkap dugaan suap ini melaporkan pelanggaran yang dilakukan hakim Komite Etik FIFA Hans-Joachim Eckert.

Mantan karyawan untuk tim bidding Qatar, Phaedra Almajid mengungkapkan kepada AP bahwa ia telah menulis surat pengaduan kepada pengacara yang ditunjuk FIFA mengepalai tim investigasi, Michael Garcia. Dalam surat  kepada Firma Hukum Manhattan, tempat Garcia bekerja, termuat perihal pelanggaran yang dilakukan Eckert.  

“Meskipun nama kami tidak ada dalam laporan, kami dengan jelas dapat diidentifikasi dalam hitungan jam setelah publikasi (kesimpulan Komite Etik FIFA) sebagai ‘whistle-blowers’ di media Jerman, Inggris, dan Australia,” kata Almajid yang mengirimkan surat elektroniknya bersama Bonita Mersiades, anggota tim bidding Australia untuk Piala Dunia 2022.

Garcia sebelumnya melakukan investigasi kasus ini mulai Juli 2012. Ia kemudian membuat laporan dengan data-data komplet setebal 350 halaman. Almajid dan Mersiades turut berperan membocorkan pelanggaran yang diduga dilakukan oleh Rusia dan Qatar.

Tapi, Eckert yang bertugas mengambil keseimpulan dari laporan investigasi itu menilai tidak ada yang salah dalam proses bidding Rusia (Piala Dunia 2018) dan Qatar (Piala Dunia 2022). Kesimpulan Eckert sepanjang 48 halaman ini membuat Garcia berang. Ia mengajukan banding terhadap keputusan Eckert ini.

Sikap Garcia ini yang agaknya membuat Almajid dan Marciades kemudian memutuskan mengadu kepadanya. Dalam surat kepada firma hukum tempat Garcia bekerja, Almajid menilai Eckert telah mendiskreditkan dirinya.  Ini agar tujuan menetapkan kesimpulan akhir yang menyatakan bahwa proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia pada Desember 2010, bisa diterima sepenuhnya.  

Lebih lanjut, Almajid juga telah memberi bukti kepada Garcia perihal kesalahan yang dilakukan tim bidding Qatar ketika bertugas sebagai kepala bidang media internasional sampai awal 2010.  Almajid menyebut kesimpulan Eckert sebagai sesuatu yang "kasar, sinis dan secara fundamental keliru”.

Sosok Almajid dengan mudah dapat diketahui pada pembahasan perihal proses bidding Qatar yang berjudul "Role and Relevance of a Whistleblower”.   Hal ini didasarkan pada pernyataan publik yang dilontarkan Almajid pada Juli 2011.  

Ketika itu, Almajid dipaksa untuk menarik klaim dugaan korupsi.  Akan tetapi, Almajid kemudian mengatakan bahwa dia dipaksa untuk melakukannya oleh tim bidding Qatar.  Tuduhan paling serius yang disampaikan Almajid diungkapkan Komite Parlemen Inggris Mei 2011.  Dikatakan, anggota FIFA asal Afrika dibayar 1,5 juta dolar AS untuk memilih Qatar.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement