Kamis 20 Nov 2014 16:38 WIB

Whistleblower Suap Tuan Rumah Piala Dunia Mengaku Terima Ancaman

Saat pengundian tuan rumah Piala Dunia 2022 yang diraih Qatar
Saat pengundian tuan rumah Piala Dunia 2022 yang diraih Qatar

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Whistleblower kasus suap penunjukan tuan rumah Piala Dunia 2022 Phaedra AlMajid mengaku hidup dalam ketakutan. Almajid mengungkapkan dia menerima ancaman terhadap keluarganya.

AlMajid, seorang mantan karyawan dari tim bidding Qatar untuk Piala Dunia 2022, mengatakan laporan yang diberikannya kepada FIFA terkait suap diabaikan. Malahan, hidupnya sekarang dalam kekacauan. 

"Saya mengorbankan kredibilitas dan keamanan saya beserta anak-anak. Namun saya menyaksikan sesuatu dan percaya saya harus mengatakan apa yang saya saksikan," katanya dalam sebuah wawancara dengan Sky TV seperti dikutip Reuters, Rabu (19/11).

Tapi AlMajid tidak mengatakan pihak yang mengancamnya dalam wawancara ini.

Kesaksiannya tidak ditanggapi dalam kesimpulan laporan FIFA yang diumumkan oleh hakim Jerman Hans Joachim Eckert pekan lalu. Padahal dalam investigasi oleh pengacara Michael Garcia, laporannya dibeberkan secara jelas.

"Jika Anda meminta saya apakah saya menyesal menjadi whistleblower Qatar, saya berkorban secara personal dan emosional," ungkap Al-Majid.

Baik FIFA maupun Qatar 2022 tidak dapat memberikan komentar saat dihubungi Reuters.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement