Senin 24 Nov 2014 06:31 WIB

APPI: Pemain PSS-PSIS Adalah Korban

Rep: c61/ Red: Fernan Rahadi
Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI)
Foto: appi-online.com
Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) menyatakan dukungannya terkait pengusutan kasus sepak bola gajah antara PSS Sleman melawan PSIS Semarang beberapa waktu lalu. Meskipun demikian, APPI mengkritisi keputusan Komdis PSSI, Kamis (20/11) lalu yang dinilainya tidak adil.

APPI menganggap investigasi yang dilakukan oleh Hinca Panjaitan dan kawan-kawan belum menyentuh aktor di belakang layar. Sehingga bisa dikatakan para aktor yang mengarsiteki peristiwa memalukan itu tidak terkena hukuman.

Sebelumnya Komdis PSSI menjatuhkan hukuman mulai satu tahun hingga larangan beraktivitas seumur hidup kepada para pemain, ofisial tim, tukang pijat, kitman, dan juga pembantu umum. Tidak hanya itu, Komdis juga memberi denda kepada mereka yang nilainya bervariasi mulai dari Rp 50 juta hingga Rp 200 juta.

"Para pemain tersebut dalam kasus ini bukan pelaku murni yang mempunyai rencana dan atau gagasan, tetapi juga adalah korban yang terpaksa tunduk dan tidak punya daya upaya untuk menghindari kejadian yang memalukan tersebut," ujar APPI lewat akun twitter resminya.

Menurut APPI, hukuman larangan aktivitas seumur hidup sifatnya mematikan karier dan mata pencaharian para pemain. Oleh karena itu asosiasi yang salah satunya dinahkodai oleh eks pemain timnas Bambang Pamungkas ini mengharapkan bentuk hukuman yang sifatnya mendidik dan bijaksana kepada pemain.

"APPI siap memberikan advokasi dan bantuan hukum kepada para pemain tersebut," tambah pernyataan tersebut.

Lebih lanjut, APPI juga akan mendorong para pemain yang terlibat dalam sepak bola gajah tersebut untuk bersikap terbuka dan mengungkapkan semua hal yang terkait dengan kejadian demi penuntasan kasus tersebut dari hulu ke hilir. Dengan demikian, kasus serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang.

Beberapa pemain PSS dan PSIS telah buka suara terkait hukuman Komdis PSSI tersebut. Dua di antaranya adalah kapten PSS, Anang Hadi, dan pemain PSIS, Vidi Simanjuntak. Keduanya mengaku keberatan dengan sanksi yang diberikan Komdis dan berencana mengajukan banding.

Sementara itu, kedua klub sejauh ini belum melakukan respons atas sanksi Komdis tersebut. Baik PSS dan PSIS memilih menunggu surat resmi tentang hukuman yang dijatuhkan tersebut terlebih dahulu.

“Pertimbangan hukumannya seperti apa yang menjadi dasar untuk memutuskan seperti itu kan kita harus tahu terlebih dulu. Apakah itu sesuai fakta atau itu tidak sebagaimana mestinya. Atau itu hanya niatan pencitraan saja, apalagi saat ini PSSI akan ada Munas,” kata general manager PSIS, Khairul Anwar, saat dihubungi Republika, Ahad (23/11).

Ia menegaskan, manajemen PSIS akan mengkaji hukuman itu terlebih dulu sebelum mengajukan banding. "Agar kami tahu apa yang harus kami lakukan. Keputusan yang pertama (diskualifikasi) juga kita ajukan banding, tetapi tidak bisa. Untuk kasus ini akan kami upayakan demi karier pemain dan ofisial tim,” tambah Khairul.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh anggota direksi PSS Sleman, Supardjiono. Ia mengatakan, pihaknya akan mengambil langkah untuk menanggapi keputusan Komdis PSSI setelah hitam di atas putihnya diterima. Untuk saat ini Pardji tidak ingin banyak berkomentar terkait hukuman yangf menimpa pemain dan ofisial timnya. “Tunggu suratnya dulu, baru saya bicara,” katanya.

Klasemen Liga 1 2024/2025
Pos Team Main Menang Seri Kalah Gol -/+ Poin
1 Persebaya Surabaya Persebaya Surabaya 7 5 2 0 7 5 17
2 Pusamania Borneo Pusamania Borneo 7 4 3 0 10 7 15
3 Bali United Bali United 7 4 2 1 12 6 14
4 Persib Bandung Persib Bandung 7 3 4 0 13 6 13
5 PSM Makassar PSM Makassar 7 3 3 1 9 5 12
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement