REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Alfred Riedl memiliki tugas berat menahkodai Timnas Indonesia di Piala AFF 2014. Riedl, didampingi asisten Wolfgang Pical dan Widodo C. Putro mendapat tugas berat yakni bisa mebawa tim nasional Indoneia meraih juara Piala AFF untuk pertama kalinya.
'Tangan dingin' Riedl sudah tidak perlu diragukan lagi hasilnya. Cara kerja Riedl juga dipuji oleh Sergio van Dijk, salah satu striker tim nasional untuk Piala AFF.
"Saya bisa lihat cara melatihnya 'coach' hampir sama seperti para pelatih Eropa," kata Sergio beberapa waktu lalu.
Pemain naturalisasi asal Belanda itu juga merasa cocok dan tidak terlalu sulit mengikuti program-program dari Riedl.
Demikian juga bagi pemain termuda di timnas, Evan Dimas, yang menurut dia sikap tegas dan disiplin Riedl membuat dirinya bisa lebih banyak belajar untuk mengasah kemampuan sepak bolanya.
"Program-programnya dapat saya jalani, dan saya tidak menemui kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan rekan-rekan yang lebih senior," kata Evan Dimas.
Di balik sikap seriusnya, Riedl tetap sebagai pribadi yang ramah dan terbuka. Ia tidak pernah bosan ketika ditanya wartawan, baik wartawan Indonesia maupun Vietnam selama berada di Hanoi, meskipun tema pertanyaannya berulang-ulang.
Riedl tampak sudah tahu kebutuhan media, tapi ia tetap menahan menjawab pertandingan yang dinilainya bisa membuat kontroversi atau pun yang bisa mempengaruhi kekuatan tim.
Gencarnya pemberitaan mengenai Piala AFF ini, membuat publik Indonesia banyak berharap agar Riedl memberi lebih dari apa yang pernah dicapainya pada 2010, yakni gelar juara di tahun 2014.