REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Purnomo menilai hukuman yang dijatuhkan Komisi Disiplin PSSI kepada para pemain PSS Sleman terkait kasus sepak bola gajah ketika melawan PSIS Semarang beberapa waktu lalu, terlalu berat.
"Baik hukuman tidak boleh beraktivitas di sepak bola selama lima tahun atau bahkan hingga seumur hidup, itu tidak memandang dalam kacamata kemanusiaan. Itu terlalu berat bagi pemain," kata Sri Purnomo di Sleman, Selasa (25/11).
Menurut Sri Purnomo, dalam kacamata kemanusiaan, hukuman itu harus ada unsur pendidikannya. "Yang terkena larangan lima tahun atau seumur hidup dilarang beraktivitas sepak bola, mereka tidak ada kesempatan untuk memperbaiki diri. Karier mereka putus," tegasnya.
Sri Purnomo mengatakan atas putusan Komdis PSSI ini harus ada keringanan. Apalagi mereka didenda dengan puluhan hingga ratusan juta. "Dari mana para pemain mempunyai uang untuk membayarnya. para pemain sepak bola di Indonesia ini kan honornya pas-pasan," ucapnya.
Sri Purnomo mengatakan pihaknya akan mengumpulkan elemen sepak bola di Sleman, dari sesepuh, suporter, dan manajemen tim PSS Sleman dalam waktu dekat ini. Diharapkan dalam pertemuan tersebut, bisa ditemukan langkah apa ke depannya yang harus ditempuh.
"Kejadiannya (sepak bola gajah) ini sudah terjadi dan tidak bisa diapa-apakan lagi. Kita harus mencari rencana apa yang akan ditempuh ke depannya. Salah satunya mengusahakan untuk banding," ujarnya.