Rabu 26 Nov 2014 19:51 WIB

PSGC Menolak Minta Maaf

Rep: Angga Indrawan/ Red: M Akbar
Pelatih PSGC Ciamis, Heri Rafni Kotari (kedua kiri) memberikan instruksi kepada anak didik ketika melakukan latihan di Lapangan Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (23/11). PSGC Ciamis akan bertanding melawan Pusamania Borneo FC dalam semifinal kompe
Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Pelatih PSGC Ciamis, Heri Rafni Kotari (kedua kiri) memberikan instruksi kepada anak didik ketika melakukan latihan di Lapangan Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (23/11). PSGC Ciamis akan bertanding melawan Pusamania Borneo FC dalam semifinal kompe

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSGC Ciamis menyatakan dengan tegas menolak meminta maaf terkait tuduhan pencemaran nama baik yang ditujukan Borneo FC, dalam kasus dugaan aksi suap jelang semifinal Divisi Utama yang mempertemukan kedua tim, belum lama ini.

Menurut manajemen PSGC Ciamis merupakan permintaan maaf yang salah alamat yang dialamatkan, lantaran, PSGC sama sekali tidak menyebutkan klub Borneo sebagai aktor dibalik dugaan penyuapan.

"Kami menolak meminta maaf. Jika Borneo FC tetap melakukan gugatan, kami akan terima," ujar Erwan Darmawan, salah satu manajemen PSGC saat dihubungi, Kamis (26/11).

Menurutnya, semestinya PSGC yang merasa disudutkan dengan tudingan Borneo saat merespons aksi penyuapan jelang laga. PSGC, kata Erwan, sedari awal tujuh tahun berkutat mulai dari Divisi 3, manajemen klub telah menanamkan budi pekerti kepada pemain, agar menghormati siapapun lawannya.

"Buktikan dari apa yang keluar dari mulut kami, adakah kami melemparkan tuduhan kepada mereka?" lanjut Erwan yang juga berstatus sebagai bendahara klub tersebut. PSGC, lanjut Erwan, justru merasa dilecehkan saat klub Pesut Etam itu menyebut PSGC sebagai tim yang kampungan, cuma mampu melempar isu murahan jelang laga.

PSGC juga menegaskan bahwa timnya telah tampil semaksimal mungkin tanpa terpengaruh penyuapan yang terjadi sehari sebelumnya. Namun menurutnya, aksi suap itu setidaknya mengganggu konsentrasi dan psikologi pemain.

Tak jarang, lanjut Erwan, banyak sekali pemain yang merasa ketakutan sebelum melangsungkan pertandingan. Mulai dari kekhawatiran ancaman fisik, hingga ancaman untuk anggota keluarga. Hingga hari ini, sambung Erwan, psikologis beberapa pemain masih ada yang terganggu pascainsiden tersebut.

"Ya silahkan kalau ingin melakukan tindakan hukum, dengan hormat akan kami terima," ujarnya sekali lagi menegaskan. Ditanya lebih jauh, PSGC mengaku belum memutuskan apa langkah hukum yang segera dibuat manajemen klub.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement