REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Tak kurang dari 875 laga kompetitif telah diarungi penjaga gawang senior Juventus sekaligus tim nasional Italia, Gianluigi Buffon. Tak terhitung pula deretan gelar juara yang telah dipersembahkan Buffon bagi Bianconeri maupun negaranya.
Ambil contoh, gelar juara Serie A tiga musim berturut-turut sejak 2012 sampai 2014 atau yang paling fenomenal, juara Piala Dunia 2006. Sejumlah kalangan pun menilai kiper gaek berusia 36 tahun itu telah pantas disapa dengan sebutan legenda.
Tapi dalam sebuah wawancara ekslusif dengan media Spanyol yang berbasis di kota Madrid, AS, Buffon menolak panggilan tersebut. "Legenda adalah super-human dan itu bukan untuk saya," ujar Buffon, Kamis (11/12).
Secara pribadi, Buffon memandang dirinya sebagai seorang atlet dengan jiwa dan hasrat dalam sepakbola. Mantan pemain Parma ini pun memandang bahwa dirinya hanyalah satu dari sejumlah pesepakbola yang pernah menjadi bagian dari sejarah sepakbola Italia, Eropa dan dunia.
"Legenda adalah sebutan setelah kematian datang. Saya berharap bisa seperti itu," kata Buffon berseloroh.
Dalam kesempatan yang sama, Buffon bercerita, ketika masih kecil, Ia ingin menjadi pencetak gol handal. Insipirasinya antara lain penyerang legendaris Belanda Marco Van Basten serta bomber haus gol Italia Toto Schillaci.
"Kemudian, saya mengembangkan passion untuk menjadi seorang penjaga gawang," kata Buffon.