REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putra Samarinda tidak hanya berpindah homebase dari Samarinda ke Stadion Dipta Gianyar di Bali. Pesut Mahakam juga berganti nama menjadi Bali United Pusam.
Pergantian nama dan markas terjadi setelah menjalin kerja sama dengan salah satu produsen ban, Corsa Motor Cycle Tire. Selain itu keputusan tersebut juga dilatar belakangi krisis finansial yang melanda Pusam beberapa musim terakhir.
Manajemen Pesut Mahakam menyatakan sudah tidak mampu lagi menghidup operasional Pusam di Indonesia Super League (ISL) musim depan.
"Lebih baik bertranformasi daripada Pusam harus mati di tanah sendiri. Selama di Samarinda kita selalu mengalami kerugian hampir Rp 10-15 Milyar per musimnya. Sementara di Samarinda tidak ada penonton, sedangkan klub ini bergantung pada tiket penonton," kata Komisaris Utama Bali United Pusam, Hardiansyah Hanafiah, saat jumpa pers di Lagunas Resto Senayan, Rabu (17/12).
Hardiansyah menambahkan kepindahan dan pergantian nama tidak ada kaitannya dengan Pusamania Borneo FC yang kini promosi ke Liga Super Indoensia (LSI).Bahkan jauh sebelum Borneo FC dinyatakan lolos ke LSI musim depan, pihaknya sudah merencanakan pindah kandang.
Bahkan sebelumnya, Pusam juga berupaya merger dengan beberapa klub Liga Indonesia, seperti Martapura FC, dan PSS Sleman. Hanya tidak ada titik temu terkait visi dan misi kedua tim. "Sampai akhirnya kita bekerjasama dengan Corsa, kita putuskan untuk bertranformasi saja daripada merger," ujar Hardiansyah.