REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Joko Driyono mengaku hingga saat ini PSSI belum memiliki opsi pengganti Boy Rafli Amar. Sebelumnya Boy yamh kini menjabat sebagai Kapolda Banten tersebut menolak tawaran PSSI untuk menempati posisi ketua Departemen Integritas.
"Kami sudah mendengar terkait Pak Boy. Sebelumnya, dia juga enggan untuk menerima tawaran kami dengan alasan ketidak bisaannya mengisi posisi pucuk di Departemen Integritas tersebut. Kami belum memiliki opsi pengganti kami masih menanti ada perkembangan baru lagi," kata Joko saat dihubungi melalui seluler, Rabu (17/12).
Menurut Joko, membentuk tim Departemen Integritas tidak bisa dibentuk dalam waktu yang singkat. Sebab materi yang akan jadi bahan kerja departemen ini sifatnya tidak mendesak. Seperti match fixing. Penyuapan, dan juga mafia sepak bola, sehingga materi itu tidak kadaluarsa.
“Bisa saja kasus tahun ini baru bisa diungkap beberapa tahun kemudian dan itu hal yang lumrah dalam dunia sepak bola,” ungkap Joko.
Joko juga menegaskan keinginan PSSI merangkul Boy Rafli bukan pencitraan. Bentuk kerja sama tersebut murni sebagai keseriusan PSSI memberatas kejahatan di dunia sepak bola. Dengan menggandeng Boy Rafli diharapkan mampu memberantas mafia sepak bola yang selama ini menjadi momok bagi pecinta sepak bola Indonesia.
Pemilihan sosok pemimpin Departemen Integritas dari kepolisian diakuinya sudah menjadi agenda PSSI. Sebab, kejahatan yang berkaitan dengan sepak bola, seperti match fixing dan mafia pertandingan erat kaitannya dengan tindak pelanggaran hukum di pihak kepolisian.