REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perombakan yang terjadi di tubuh direksi PSS Sleman diharapkan tak membuat pengusutan kasus dugaan sepak bola gajah menjadi berhenti di tempat.
Sebelumnya, PSS Sleman bersiap merombak sejumlah direksi dan kepengurusan klub jelang bergulirnya kompetisi Divisi Utama musim depan. Sesuatu yang sangat disayangkan, menyusul masih terus berjalannya pengusutan aktor intelektual sepak bola gajah yang kemungkinan bakal dilakukan tim sembilan dalam waktu dekat.
"Jangan seolah-olah para aktor ini 'diamankan', mereka masih punya dosa musim lalu, terlebih skenario sepak bola gajah," ujar ketua Slemania, Lilik Yulianto, Kamis (18/12).
Direksi PSS Sleman dikabarkan telah menyiapkan nama-nama baru di sejumlah kursi kepengurusan klub. Hal itu mengemuka menyusul pengunduran diri Supardjiono yang sebelumnya menjabat sebagai direksi sekaligus manajer PSS Sleman.
Di hadapan sejumlah wartawan di Sleman, Selasa (17/12), sosok yang akrab disapa Pardji itu mengaku mulai ingin membatasi diri dari dunia sepak bola.
Supardjiono sendiri selamat dari sanksi komisi disiplin PSSI usai dalam keterangannya mengaku tidak berada di dalam stadion saat sepak bola gajah terjadi 26 Oktober silam.
Keputusan komdis tersebut masih terus dinilai ganjil, menyusul tidak adanya check and recheck yang dilakukan komdis terkait pengakuan Pardji. Tim Pencari Fakta yang dilakukan Slemania justru menguatkan bahwa Pardji berada di dalam stadion.
Perombakan dan nama-nama baru direksi PSS Sleman belum resmi diumumkan. Namun berdasarkan informasi yang dihimpun Republika, selain Supardjiono, penggantian juga terjadi untuk posisi Direktur Operasional PSS yang sebelumnya dipegang Rumadi. Di tataran klub, PSS Sleman juga menempatkan nama baru untuk posisi manajer, yang kabarnya bakal dihuni sosok yang juga berlatar belakang pengurus PSSI cabang Sleman.