Jumat 09 Jan 2015 06:22 WIB

Menanti Pertemuan Tim Sembilan dan PSSI

Rep: Angga Indrawan/ Red: Didi Purwadi
Gatot S Dewa Broto
Foto: Istimewa
Gatot S Dewa Broto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konfrontasi antara Tim Sembilan dengan Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) tinggal menghitung hari. Tim Sembilan sudah memasukkan nama PSSI dalam daftar public hearing yang akan dilakukan dalam sepekan ke depan.

Sebelumnya pada Rabu (7/1), tim yang dipimpin Wakapolri Komjen Pol Oegroseno itu telah menerima sejumlah pandangan dari KONI, KOI, Komisi Informasi Pusat, dan Badan Olahraga Profesional Indonesia."Jika sesuai rencana, kami akan memanggil PSSI minggu depan," ujar anggota tim sembilan, Gatot S Dewa Broto pada konferensi pers tim sembilan, Rabu (7/1) malam.

Pada pertemuan dengan keempat pemangku kepentingan tersebut, permintaan keterangan oleh tim sembilan dilakukan secara marathon. Ini juga yang menyebabkan agenda konferensi pers, ngaret bukan kepalang. Dari semula diagendakan pada pukul 16.00 WIB, keterangan pers baru dapat diterima para wartawan pukul 20.10 WIB.

Banyak pandangan-pandangan strategis yang dipaparkan baik KOI, KONI, BOPI maupun KIP. Hampir dianggap seirama, keempat stakeholder sepak bola itu menginginkan hal-hal konstruktif terhadap PSSI.

"Pemanggilan kepada KIP, dilakukan karena tim sembilan tengah menyoroti status badan publik PSSI, status yang semestinya membuat PSSI harus transparan kepada publik," ujar Gatot menegaskan.

Dalam kesempatan tersebut, Gatot juga mengkonfirmasi mundurnya salah satu personel tim sembilan, Budiarto Shambazy. Personel yang berlatar belakang wartawan sekaligus pengamat sepak bola itu, dikonfirmasi lebih lanjut tidak mendapat izin dari institusi medianya. "Namun bukan berarti tim berhenti bekerja, kami akan lanjut," ujarnya.

Pengganti nama Budiarto Shambazy akan diumumkan dalam waktu dekat. Gatot juga tegas merespons pengabaian yang dilakukan PSSI terhadap rencana pemanggilan tim sembilan. Menurutnya, penolakan memang menjadi hak PSSI.

Tim sembilan, lanjut Gatot, bukanlah lembaga peradilan maupun hukum, yang memiliki keharusan untuk menghadirkan terundang untuk datang. "Kalau PSSI tidak datang, itu pun akan menjadi laporan tim sembilan kepada Menpora," ujar Gatot.

Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi menyebut bahwa kelanjutan pembenahan sepak bola sepenuhnya akan diserahkan kepada tim sembilan. Merespons kecaman sejumlah pihak yang memintanya mundur, Imam menanggapi santai.

Ia pun mengaku tak mempersoalkan sejumlah pihak yang mempertanyakan kredibilitasnya sebagai menteri di bidang keolahragaan. Imam juga tak gusar dengan sikap Asosiasi Provinsi PSSI yang memintanya untuk mundur. "Biarin saja, Menpora saja mau dikritik, masa PSSI tidak, ini zaman demokratis," ujar Imam, Rabu (7/1).

Menurutnya, banyak pihak yang harus saling membuka diri bila ingin olahraga maju dan berkembang. Baginya, banyak persoalan yang harus diselesaikan bersama."Jika kemenpora juga bisa dievaluasi, lalu kenapa PSSI tidak bisa," katanya.

Menurutnya, persoalan mosi tiak percaya Asprov PSSI kepadanya, beberapa waktu lalu, membuatnya merasa harus terus berbenah. "Mereka (Asprov) itu sahabat-sahabat saya semua," ujarnya.

Menyoal mundurnya Budiarto Shambazy dari tim sembilan, Imam menegaskan akan berpikir cepat untuk mencari penggantinya. "Secepatnya akan kita umumkan penggantinya," tegas Imam.n Angga Indrawan

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement