Oleh: Ali Mansur
Wartawan Olahraga Republika Online
Kongres tahunan atau Ordinary Congress PSSI telah usai. Namun, Kongres yang sejatinya membahas laporan aktivitas PSSI sepanjang tahun 2014 serta PSSI di tahun 2015 tak begitu menonjol. Justru perseteruan PSSI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang lebih membahana dibanding isu kongres tersebut.
Perseteruan PSSI dengan Kemenpora sendiri berawal dari terpuruknya prestasi Tim Nasional Indonesia di berbagai ajang. Kemudian ditambah munculnya insiden Sepak Bola Gajah di kasta kedua Liga Indonesia. Dari dua pokok permasalahan tersebut, Kemenpora berniat membenahi prestasi sepak bola Indonesia dengan membentuk Tim Sembilan.
Rupanya niat baik Kemenpora tak dapat sambutan hangat dari PSSI. Melalui ketua umum PSSI Djohar Arifin Husein, PSSI menganggap tindakan Kemenpora adalah bentuk intervensi terhadap PSSI. Sedangkan mengintervensi PSSI adalah tindakan yang diharamkan FIFA.
"Mereka Ingin sepak bola Indonesia hancur. Dengan bodohnya menyatakan biar Indonesia diskorsing FIFA, dari situ kita benahi dari nol. Sekali lagi kami menyatakan pernyataan orang yang tak mengerti sepak bola. Mereka tidak tahu dari akibat dari skorsing FIFA," tegas Djohar Arifin Husein, saat memberikan sambutan di acara Kongres tahunan di Hotel Borobudur, Jakarta, Ahad (4/1).
Pidato Djohar mendapat dukungan luar biasa dari para peserta. Bahkan, beberapa anggota PSSI dan voter ikut berbicara untuk mengecam Kemenpora bersama Tim Sembilannya. Salah satunya datang dari manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar.
Umuh meminta agar Kemenpora tidak mengobok-obok PSSI yang sudah kian baik. Pria berkumis itu juga meminta jika Kemenpora ingin membenahi, bangunlah infrastruktur sepak bola. Kompetisi Indonesia Super League (ISL) sudah mulai berjalan lancar. "Saya sudah capek kisruh terus, dualisme yang terjadi sebelumnya sangat memuakkan," ujar Umuh.
Hanya selang satu hari pasca Kongres, Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI se-Indonesia membentuk Forum Asprov yang dikordinatori Gusti Randa. Forum tersebut menegaskan pihaknya sudah resah dan gelisah bahkan tidak nyaman dengan tindakan Menpora kepada dunia sepakbola Indonesia.
Tidak hanya itu, Forum Asprov juga telah membuat surat mosi tidak percaya terhadap Menpora Imam Nachrawi. Surat mosi yang berisikan enam butir itu rencananya akan diajukan kepada presiden RI Joko Widodo, Komisi X DPR RI, dan juga Kemenpora sendiri. Sebelumnya PSSI juga telah membentuk Tim Sinergis.
"Langkah-langkah yang diambil Menpora sangat tidak tepat. Maka, kami sebagai anggota PSSI yang tergabung dalam Forum Asprov meminta presiden untuk mengganti Menpora sebelum perhelatan Sea Games di Singapura, dia tidak qualified jadi Menpora. Dan segera membubarkan Tim Sembilan," ungkap Gusti, di kantor PSSI, Jakarta, Senin (5/1).
Dikecam dan dituduh tidak kapabilitas sebagai Menpora, Imam menanggapinya dengan santai. Menurut politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), justru PSSI itu yang tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal tersebut menandakan mereka tidak qualified menjadi pengurus PSSI.
"Kalau memang meragukan soal saya qualified atau tidak menjadi Menpora, seharusnya pertanyaan itu mereka sendiri. Sudah lama sekali timnas kita tidak menghasilkan prestasi, apakah itu qualified. Terus persoalan gaji pemain juga muncul tiap tahun, apa itu tandanya mereka qualified," kata Imam dengan tegas.