Jumat 23 Jan 2015 01:56 WIB

Presiden Lazio Bicara Tentang Balotelli, Fans, dan UEFA

Rep: C84/ Red: Julkifli Marbun
Claudio Lotito
Foto: Dailylife.co.uk
Claudio Lotito

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Sebagai sebuah Presiden klub sepakbola di Italia, nama Claudio Lotito kerap menjadi sorotan, tak hanya bagi lawan namun juga bagi fansnya sendiri.

Publik sepakbola Italia tentu belum lupa pernyataan Presiden SS Lazio yang menyindir Selfie Totti dalam laga Derby kontra AS Roma beberapa waktu lalu yang langsung dijawab Presiden AS Roma melalui laman resminya.

Lotito pun sejatinya kurang begitu disenangi para fans Biancoceleste, yang kerap melepaskan pemain bintangnya ke klub lain.

Baru-baru ini, Lotito kembali mengeluarkan pernyataan mengenai Mario Balotelli, si 'Bandel' yang belum juga menemukan performa terbaiknya di Liverpool.

Super Mario, terus dikaitkan akan berlabuh bersama Lazio dalam bursa transfer kali ini. Lotito sendiri tidak membantah kabar tersebut, namun ia menilai pemain baru yang akan bergabung bersama Lazio haruslah sesuai dengan standar mereka, termasuk Balotelli.

Entah standar apa yang dimaksud Lotito, mengingat kualitas seorang Balotelli tentu sangat mumpuni untuk bermain di klub seperti Lazio.

Namun, jika mengacu pada sikap sebagai standar utamanya, maka apa yang dikatakan Lotito ada benarnya. Meski digadang-gadang sebagai salah satu pemain muda berbakat, namun perilaku Balo kerap membuat sejumlah petinggi klub mengernyitkan dahi.

Tak hanya itu, Lotito dengan 'pede'nya juga mengatakan bahwa banyak pemain yang ingin bergabung ke Lazio.

"Ketika saya pertama kali datang ke sini, banyak pemain yang hengkang dari Olimpico, tapi sekarang banyak dari mereka yang ingin datang ke Lazio. Siapapun yang ingin bergabung dengan kami harus menghormati standar kita," ujarnya, seperti dilansir Football Italia, Kamis (22/1).

Lotito juga bersikeras menegaskan bahwa target klubnya ialah 'kudu' finish di peringkat ketiga agar mampu bermain di Liga Champions musim depan.

"Dalam beberapa pertandingan terakhir kami memang belum mendapatkan apa yang kita inginkan. Namun, Lazio adalah tim yang dapat bersaing dengan siapa pun," sambungnya.

Ia juga gembira melihat antusias para pendukung yang kembali memadati Olimpico yang menurutnya sangat jauh berbeda dengan apa yang terjadi di musim lalu, meski ia sempat kesal dengan tingkah sejumlah pendukung Lazio yang menyuarakan anti-Semit kala laga melawan Tottenham Hotspurs yang membuat timnya didenda dan mendapat hukuman bermain tanpa penonton pada Liga Europa musim lalu.

"Saya pergi ke UEFA untuk membahas kasus ini dan mereka mengatakan kepada saya bahwa 28 orang dalam kerumunan 45 ribu fans telah terlibat dalam nyanyian rasis.

Bagaimana Anda bisa menutup stadion karena tindakan beberapa individu? Ini tak dapat dibayangkan," kecamnya.

Menurutnya, klub tidak dapat bertanggung jawab atas kelakuan sejumlah orang yang mengaku sebagai pendukung Lazio.

Menurutnya, UEFA maupun otoritas liga di Italia seharusnya menghukum individu bukan klubnya. Apa yang dikatakannya tak jauh berbeda dengan yang terjadi di Indonesia. Persija misalnya, begitu ada flare yang dinyalakan sejumlah pendukung dalam suatu pertandingan di Stadion Utama Bung Karno, maka aparat kepolisian setempat dengan tegas akan melarang klub kebanggaan masyarakat Jakarta itu bermain di stadion tersebut dalam laga berikutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement