Senin 26 Jan 2015 06:50 WIB

CR7 yang Tak Sempurna

Rep: C89/ Red: Didi Purwadi
Cristiano Ronaldo
Foto: EPA/Rafa Alcaide
Cristiano Ronaldo

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Siapa yang tak kenal Cristiano Ronaldo, pria kelahiran Medeira, Portugal, yang dinobatkan sebagai pesepakbola terbaik sejagat tahun 2014. Belum lepas dari ingatan semua penikmat si kulit bundar, dua pekan lalu, Senin (12/1), bintang Real Madrid ini menerima penghargaan FIFA Ballon d'Or di kota Zurich, Swiss.

Gelar  bergengsi itu, sekaligus mengukuhkan mantan pemain Manchester United ini masih terlalu tangguh bagi para pesaingnya. Termasuk Lionel Messi sekalipun, pemain asal Argentina dan Barcelona yang sekiranya menjadi lawan yang sepadan dengan Ronaldo.

Bicara tentang winger yang menjadi idola stadion Santiago Bernabeu ini, tentu tidak terlepas dari berbagai prestasi individu dan tim yang sudah digapainya. Sebut saja untuk kategori individu, tiga kali menjadi yang terbaik di dunia tahun 2008, 2013, dan 2014 memperjelas identitasnya sebagai pesepakbola fenomenal. Belum terhitung berbagai gelar pencetak gol terbanyak, pemain muda terbaik, menjadi bagian dari tim terbaik, dan sebagainya.

Hampir tidak ada habisnya pria yang hadir di dunia tanggal lima Februari 1985 itu menorehkan rekor. Kalau boleh diulang, lagi-lagi hanya Messi yag bisa sedikit menggangu kegemilangan pemain yang juga biasa disapa CR7 itu. Sementara untuk ratusan bahkan ribuan pesepakbola lain, cuma bisa bertepuk tangan dan berlapang dada menyaksikan sang bintang dielu-elukan untuk kesekian kalinya. Untuk kategori tim, Real dan MU, dibawanya menjadi kampiun di kompetisi Domestik dan Eropa.

Puncaknya, bukan cuma kaum awam yang terkagum-kagum dengan kemampuan teknis Ronaldo. Para pesohor di jagad sepakbola pun dibuatnya terkesima. Berbagai pengakuan seputar performa sang pemain tersembul dari mulut sejumlah tokoh yang saban hari  pernah  mengais rejeki dari lapangan hijau.

"Ronaldo lebih hebat dibandingkan George Best ataupun Dennis Law (Dua Legenda MU)," kata Johan Cruff, legenda Barcelona dan timnas Belanda tentang kiprah sang pemain.

"Dia salah satu pemain profesional terbaik yang pernah saya lihat. Dia seorang pemenang, seseorang yang tidak ingin melewatkan pertandingan. Dia mengatakan apa yang dia pikirkan, tetapi dia juga memiliki pola pikir berfokus pada kebersamaan," kata Raul Gonzales kepada majalah AS, sebagaimana dikutip dari situs Goal.

Pendapat di atas adalah satu dua contoh komentar positif tentang eks Sporting Lisbon itu. Masih banyak tanggapan lain yang berisi pujian untuk pesepakbola bertinggi badan 186 centimeter ini, yang tidak sempat tertulis.

Namun, di balik kegemilangan sang bintang, tentulah masih ada celah layaknya pemain lain. Bukti nyata yang terlihat adalah ketika pemain bernomor punggung tujuh ini tampak sangat emosional saat  memperkuat Los Merengues menghadapi Cordoba, Sabtu (24/1) malam.

Cerita bermula ketika terjadi tendangan bebas ke arah pertahanan Cordoba. Ronaldo yang terus dalam kawalan, tampak frustasi hingga berlaku kasar pada dua pemain tuan rumah. Dia menendang bek lawan, Edimar, dan mendorong dagu pemain lain Jose Angel Crespo.

Tak pelak pemain yang baru putus dengan kekasihnya Irina Shayk ini, diganjar kartu merah langsung oleh wasit   pada menit ke 82. Meski El Real akhirnya bisa mengamankan tiga poin, namun hukuman yang diterima Ronaldo membuat koleksi kartu merahnya bertambah.Sepanjang menjadi pemain profesional, pria yang juga aktif di berbagai kegiatan sosial ini telah mengantongi sembilan kartu merah. Empat saat berseragam setan merah, sisanya saat berkostum Real.

Hal yang biasa memang, jika dalam pertandingan yang membutuhkan poin penting, terkadang tensi meninggi,

keluar tindakan kasar dan cacian. Jika itu berlaku untuk pemain biasa. Tapi, untuk sekelas Ronaldo, sebagai pemain terbaik dunia, sungguh disayangkan jika kejadian tersebut berulang lagi. Lihat saja perbandingan dengan rival abadinya Messi, yang hingga kini belum sekalipun mendapat ganjaran serupa.

Pendek kata, sebagai atlet yang telah dinobatkan secara de fakto dan de jure, sebagai orang pertama diantara yang sederajad, pria Portugal ini harus lebih bisa menjaga emosinya. Jika tidak ingin semua hal baik yang pernah ia torehkan, tercoreng kejadian negatif yang la buat sendiri.

Jika ditarik kebelakang, kartu merah pertama yang didapat Ronaldo sepanjang karier profesional adalah ketika memperkuat MU melawan Aston Villa. Bertanding di Villa park, pemain ini diusir wasit karena melakukan diving dan dianggap membuang-buang waktu. Saat itu MU unggul dua gol tanpa balas. Sementara kartu merah pertama saat menjadi anggota skuad Los Galaticos adalah, ketika memperkuat timnya melawan Almeria, Desember 2009. Dalam laga itu El Real keluar sebagai pemenang dengan skor 4-2.

Sebulan berselang lagi-lagi Ronaldo mendapat kartu merah. Dia mencetak dua gol kemenangan Madrid atas Malaga, namun aksinya melayangkan sikut pada pemain lawan membuat dia harus diusir. Patrick Mtiliga yang disikut Ronaldo mengalami patah hidung.

Itulah beberapa kisah dibalik sederet kartu merah untuk pemain terbaik dunia, Cristiano Ronaldo. Satu hal yang patut diapresiasi, tanpa melepas sejumlah pertandingan terdahulu. Usai melakukan tindakan kasar terhadap Edimar, dia langsung meminta maaf kepada pemain Cordoba itu, dan semua yang terganggu dengan sikapnya.

"Saya meminta maaf pada semua orang dan terutama pada Edimar atas aksi refleks saya hari ini," kicau Ronaldo lewat Twitter pribadinya,dilansir dari Goal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement