REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Negara-negara anggota Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) telah mengusulkan empat kandidat untuk bertarung dalam pemilihan Presiden FIFA di Zurich, Swiss, 29 Mei 2015.
Seperti dilansir laman resmi FIFA, Senin (2/2), Panitia Pemilihan yang bersifat Ad-Hoc akan melakukan penilaian terhadap calon-calon yang diusulkan yaitu sang incumbent Joseph S. Blatter, HRH Price Ali Bin Al Hussein, Luis Figo dan Michael van Praag.
Sesuai dengan pasal 8 ayat Peraturan Pemilihan Presiden FIFA, Panitia Pemilihan akan menyerahkan berkas para kandidat kepada Komite Etik untuk dilakukan investigasi.
Sebagaimana yang tertuang dalam beleid, proses untuk mengetahui integritas calon-calon presiden dilakukan dalam waktu sepuluh hari. Setelah menerima berkas hasil pemeriksaan Komite Etik, Panitia Pemilihan akan melakukan peninjauan dan validasi kepatuhan para kandidat terhadap ketentuan FIFA.
Setelah proses ini, Panitia Pemilihan secara resmi akan mengakui dan menyatakan kandidat yang memenuhi syarat untuk menjadi Presiden FIFA. Sebelum keempat nama di atas diterima Panitia Pemilihan Ad-hoc, terdapat satu nama yang berkeinginan turut serta yaitu mantan deputi sekretaris jenderal FIFA Jérôme Champagne.
Namun, Champagne mundur lantaran kegagalannya memenuhi lima syarat minimum yang dimintakan. Dalam surat pengunduran diri yang dilansir the Guardian, Senin (2/2), Champagne menuding Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) sengaja melakukan mobilisasi agar dirinya tereliminasi.
Dengan mundurnya Champagne, maka perebutan FIFA-1 diikuti empat kandidat. Uniknya, ketiga kandidat selain Blatter, yaitu Prince Ali, Figo dan van Praag, mengusung program reformasi dengan dukungan penuh UEFA. Sementara, Blatter, seperti diketahui, masih berkeinginan untuk mempertahankan kursi presiden yang telah didudukinya sejak 8 Juni 1998.