REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Pencalonan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk periode 2015-2019 memunculkan nama Joko Driyono sebagai salah satu dari 11 bakal calonnya. Ia merupakan wajah lama dalam kepengurusan organisasi sepak bola itu.
Di bawah rezim Nurdin Halid, Joko menjabat sebagai CEO PT. Liga Indonesia (PT. LI). Kemudian pada tahun 2013 ia resmi diangkat menjadi Sekretaris Jendral (Sekjen) PSSI yang baru menggantikan Hadiyandra. Pengangkatannya sendiri melalui kongres tahunan PSSI yang saat itu dilakukan di Hotel Shangrila pada 17 Juni.
Saat diangkat menjadi Sekjen PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin, Joko masih menjabat sebagai CEO PT. LI. Hal ini sempat menjadi sorotan banyak pihak mengingat dua jabatan itu cukup vital dan membutuhkan konsentrasi penuh dalam menjalankan tugasnya.
Ketika itu Joko mengaku akan segera menyampaikan kepada pihak pemegang saham PT. LI soal penugasan barunya. Itu dimaksudkan agar posisinya di PT. LI bisa secepatnya dicarikan pengganti.
Namun, di tahun berikutnya, Joko justru kembali diminta menjadi CEO PT. LI. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT. LI diputuskan bahwa Joko akan tetap dipertahankan sebagai CEO mereka. Dengan ini, Djoko pun menjalani rangkap jabatan.
Penjelasan yang diberikan saat itu adalah, tidak adanya larangan dalam statutas PSSI soal rangkap jabatan sebagaimana yang dijalani Joko. Sebagai Sekjen ia dipilih oleh Exco. Sebagai CEO, ia dipilih klub-klub ISL selaku pemegang saham mayoritas.
Pemilihan Djoko itu dikatakan karena keahliannya masih sangat dibutuhkan. Hingga sekarang, joko masih aktif sebagai Sekjen PSSI dan juga sebagai CEO di PT. LI. Kini ia mencalonkan dirinya sebagai Bakal Calon Ketum PSSI menggantikan Djohar Arifin.