Selasa 17 Feb 2015 00:36 WIB

Pengusaha Thailand Ingin Beli Milan, Ini Jawaban Berlusconi

Pengusaha Thailand Bee Taechaubol, calon pembeli AC Milan.
Foto: Italianfootballdaily
Pengusaha Thailand Bee Taechaubol, calon pembeli AC Milan.

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Spekulasi bahwa AC Milan berpeluang menjadi klub Italia kedua yang jatuh ke tangan-tangan Asia merebak pada Senin, ketika raksasa Serie A Liga Italia tersebut kembali menelan hasil buruk yang membuat pelatih Filippo Inzaghi berpeluang kehilangan pekerjaan.

Para pemain Milan dicemooh di San Siro setelah mereka bermain imbang 1-1 dengan Empoli pada Ahad (15/2), yang menghancurkan harapan-harapan Tim Merah-Hitam untuk dapat berkompetisi di Eropa pada musim depan.

Pemilik klub Silvio Berlusconi konsisten membantah bahwa klub, atau bagian darinya, akan dijual. Bantahan terkini muncul pada tengah pekan. Di tengah laporan-laporan dari Thailand bahwa Bee Taechaubol, direktur eksekutif dari Thai Prime Company Limited, grup ekuitas swasta Asia Tenggara, ingin membeli 50 persen saham di klub, perusahaan induk Berlusconi Fininvest dengan cepat bersikap defensif.

"Terkait rumor bahwa sejumlah pihak memperlihatkan ketertarikan untuk bermitra dengan AC Milan, Fininvest membantah bahwa pembicaraan-pembicaraan, (kesepakatan-kesepakatan) pra perjanjian atau pertemuan-pertemuan menentukan akan segera diagendakan," demikian bunyi pernyataan yang dirilis.

Taechaubol juga merupakan pemilik bersama Global Legends Series (GLS) Bangkok, yang menampilkan veteran-veteran pesepak bola untuk ambil bagian dalam pertandingan-pertandingan amal di wilayah itu.

Jika ada kesepakatan yang telah terjalin, Taechaubol dapat menjadi pemilik klub Liga Italia asal Asia kedua kurang dari dua tahun setelah taipan Indonesia Erick Thohir membeli 70 persen saham klub rival sekota Inter Milan.

Meski kedua klub saat ini kesulitan untuk bersaing dengan klub-klub seperti Juventus, AS Roma, dan Napoli, yang saat ini menguasai tiga spot teratas di liga, Milan dapat dikategorikan sedang menjalani masa-masa terburuknya.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement