REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tinggal dua pekan lagi kompetisi kasta tertinggi Liga Indonesia bakal dimulai. Sebelumnya, liga yang bernama Indonesia Super League (ISL) dijadwalkan bergulir pada 20 Februari lalu. Namun, banyak klub yang belum memenuhi persyaratan yang diminta Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) membuat kompetisi diundur hingga dua pekan.
Hanya saja mengingat banyaknya agenda Tim Nasional Indonesia pada bulan Maret, ISL harus diundur lagi hingga Sabtu (4/4) mendatang. Sayangnya ISL kembali terancam diundur lagi. hal itu terjadi usai BOPI mengeluarkan hasil verifikasi 18 peserta ISL. Sebab delapan di antaranya masuk katergori C. Yaitu kategori klub yang belum menyerahkan persyaratan kurang dari 50 persen.
Sebenarnya permasalahan ISL tidak hanya sebatas persyaratan BOPI yang belum bisa terpenuhi oleh klub peserta. Permasalahan keuangan yang melilit sejumlah klub ISL juga menjadi ancaman serius. Bisa saja kendati syarat terpenuhi tapi finansial klub tidak mendukung bisa menghambat roda kompetisi ditengah perjalanan nanti.
"Ini kompetisi yang dipaksakan. Sejatinya klub belum siap secara finansial, masalah akan bertambah jika ISL dipaksakan bergulir dengan kondisi persiapan yang carut marut. Klub juga tidak memiliki akuntabilitas keuangan yang memadai sehingga mereka kerap bermasalah dalam pendanaan," cetus pegamat sepak bola sekaligus aktivis Save Our Soccer (SOS), Apung WIdadi, saat dihubungi melalui seluler, Ahad (22/3).
Kondisi ini jelas sangat ironi mengingat mayoritas klub yang mengalami kendala keuangan adalah tim-tim yang telah mempunyai nama besar.Sebagai contoh Persebaya Surabaya dan Persija Jakarta. Kedua klub ini hampir tidak diperkenankan mengikuti ISL.
Sebab kedua klub itu memiliki tunggakan yang cukup besar di akhir musim lalu. Tim Bajul Ijo menunggak gaji pemain kurang lebih Rp 3,9 miliar sedangkan Macan Kemayoran hampir Rp 3 miliar. Kendati demikian tidak semua klub menyadari akan situasi finansialnya yang buruk.