REPUBLIKA.CO.ID, ROMA--Pelatih timnas Italia Antonio Conte mengalami tekanan berat setelah menerima ancaman pembunuhan. Ini diungkapkan Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) Carlo Tavecchio kepada Radio Rai seperti dilansir Reuters, Sabtu (28/3).
"Saya melihat dia terguncang pagi ini. Setelah kontroversi kemarin, dia menerima ancaman pembunuhan di Internet, "ujar Tavecchio.
Pelatih 45 tahun itu terlibat perselisihan dengan mantan klubnya Juventus. John Elkann, presiden perusahaan induk yang mengontrol FIAT dan Juventus, mengkritik Conte yang dinilai terlalu keras melatih pemainnya sehingga Claudio Marchisio cedera. Padahal Juventus membutuhkan Marchisio untuk berlaga di perempat final Liga Champions.
Marchisio awalnya didiagnosa menderita cedera ligamen lutut oleh dokter timnas Italia. Tapi belakangan setelah diperiksa ulang oleh dokter Juventus, Marchisio hanya menderita cedera biasa dan diperkirakan bisa pulih dalam beberapa hari.
Conte pun membela diri dan mempertahankan metodenya. Ia mengaku bertanya-tanya menapa Elkann tidak menanyakan hal serupa saat ia masih melatih Juventus.
"Kami tak bekerja keras, kami bekerja dengan baik," kata Conte dalam konferensi pers di Sofia menjelang pertandingan lawan Bulgaria.
Media Italia pun berspekulasi bahwa Conte memikirkan kembali posisinya sebagai pelatih timnas Italia setelah ancaman mati ini. Reuters yang mencoba mengonfirmasi FIGC tak mau mengomentari spekulasi ini.