REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Timnas Indonesia Aji Santoso mengatakan salah satu kunci sukses timnas mengalahkan Brunei Darussalam pada kualifikasi Piala AFC U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad (29/3) karena menggunakan dua striker.
Pada pertandingan yang disaksikan 6.544 penonton ini, Timnas Garuda Muda mampu menang 2-0 gol lewat gol Ahmad Nufiandani menit 70 dan gol Muchlis Hadi Ning Syaifulloh pada menit 88. Dengan kemenangan ini timnas mengemas enam poin dari dua pertandingan.
"Sejak awal kita hanya mengandalkan satu striker. Hasilnya belum ada gol. Setelah memasuki menit 55 saya memutuskan memasukkan satu striker lagi. Hasilnya sangat efektif karena gol langsung tercipta," kata Aji Santoso usai pertandingan.
Pada awal pertandingan, mantan pelatih Persebaya itu hanya memasukkan nama seorang striker yaitu Antoni Putro Nugroho. Hanya saja hingga babak pertama usai tidak ada gol yang tercipta. Setelah itu, Aji merotasi dua pemain diawal babak kedua.
Wawan Febriyanto dimasukkan untuk menggantikan Ilham Udin, sedangkan seorang striker yaitu Muchils Hadi Ning dimasukkan untuk menggantikan Hendra Adi Bayauw. Hasilnya serangan sangat efektif sehingga pertahanan Brunei yang cukup kuat akhirnya jebol.
"Saat jeda saya telah menyiapkan Muchlis. Saya meminta dia untuk bermain agresif dipertahanan lawan. Sedangkan pemain sayap untuk bermain melebar. Hasilnya pertahanan lawan longgar," katanya menjelaskan.
Pria asal Malang itu menjelaskan, raihan tiga poin ini akan dijadikan modal untuk menghadapi pertandingan terakhir yaitu melawan Korea Selatan. Meski kemenangan diraih cukup melelahkan, Aji berharap anak asuhnya tetap bermain dengan maksimal pada pertandingan selanjutnya.
Hasil maksimal ini juga membuat penjaga gawang Timnas Indonesia, M. Natshir gembira. Apalagi pemain Persib Bandung itu mampu menggangalkan tendangan pinalti pemain Brunei Darussalam.
"Kami bersyukur timnas bisa menang meski dengan susah payah. Brunei bertahan total, tapi kita tetap bisa meraih poinmaksimal," katanya usai pertandingan.
Terkait mampu menggagalkan pinalti, M. Natshir mengaku itu hanya kebetulan saja. Saat itu antisipasi yang dilakukan tepat sehingga tendangan keras pemain lawan mampu ditahan.