Selasa 31 Mar 2015 12:58 WIB

UEFA Investigasi Insiden Kembang Api di Laga Montenegro vs Rusia

Rep: C89/ Red: Israr Itah
Para pendukung Rusia yang menyalakan kembang api.
Foto: REUTERS/Stevo Vasiljevic
Para pendukung Rusia yang menyalakan kembang api.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Asosiasi Sepak Bola Uni Eropa (UEFA) siap menyelidiki kekacauan yang terjadi pada pertandingan Grup G kualifikasi Piala Eropa 2016 antara tuan rumah Montenegro melawan Rusia. Sebelumnya, dalam laga yang berlangsung pada Sabtu (28/3) dini hari WIB tersebut, terjadi insiden pelemparan  kembang api. 

Fan Montenegro melempar kembang api mengenai rambut kiper Rusia Igor Akinfeev. Menyikapi hal itu, wasit Deniz Aytekin yang bertugas, memutuskan untuk memberhentikan pertandingan meski laga baru berjalan sekitar satu menit.

Selang 20 menit kemudian, duel kedua tim kembali dilangsungkan. Namun apa daya, penggemar tuan rumah semakin menjadi-jadi. Lantaran wasit memberi hadiah penalti untuk Rusia. Melihat situasi tersebut, Deiz memutuskan  menunda laga untuk waktu yang  belum ditentukan. 

Dilansir Sky Sports proses investigasi terhadap federasi kedua negara telah dibuka. Karena ternyata bukan hanya suporter Montenegro yang menyalakan kembang api dan melakukan pelemparan, melainkan juga pendukung Rusia.

"Proses disiplin telah dibuka terhadap Asosiasi Sepak Bola Montenegro (FSCG) untuk perencanaan dan pelemparan kembang api serta benda-benda oleh penonton mereka.  Serta pertandingan yang tidak bisa dimainkan secara penuh," sebut pernyataan resmi UEFA, Senin (30/3).

"Proses juga telah dibuka terhadap Fedrasi Sepak Bola Rusia (RFS) untuk perencanaa/pelemparan kembang api dan benda-benda oleh penonton mereka." 

Selain itu UEFA juga menyatakan akan mempelajari protes RFS atas pertandingan yang tertunda ini. RFS meminta kemenangan untuk tim mereka dan laga tak perlu diulang.

Rusia and Montenegro berada di posisi ketiga dan keempat Grup G. Kedua tim sama-sama mengumpulkan nilai lima dari empat pertandingan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement