REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) seharusnya bisa membantu penyelesaian masalah legalitas klub Arema Cronus dan Persebaya Surabaya, kata pengamat sepak bola Anton Sanjoyo.
"Yang harus didorong itu bagaimana supaya Arema dan Persebaya itu islah, kalau islah itu sebetulnya harus dibantu oleh pemerintah dan oleh BOPI," kata Anton di Jakarta, Rabu (8/4).
Menurut Anton, penyelesaian masalah legalitas klub Arema dan Persebaya karena dualisme kepemilikan oleh dua pihak bukan hanya tugas Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), tetapi juga seharusnya diselesaikan oleh Kemenpora dan BOPI.
"Bukan cuma tugas PSSI. Memang sebagian besar wewenang di tangan PSSI, namun harus dibantulah, difasilitasi," kata dia.
Bantuan tersebut, lanjut Anton, sudah dilakukan sebelumnya oleh BOPI kepada klub-klub lain dengan membantu penyelesaian NPWP dan perpajakan. Sedangkan untuk permasalahan Arema dan Persebaya, ia mengatakan seharusnya Menpora turut turun tangan dalam penyelesaiannya.
"Menpora punya peran cukup besar, sebagai menteri punya peran penting supaya dua pihak ketemu duduk satu meja, Persebaya dan Arema jadi bersatu, supaya benar-benar legal," kata Anton.
Ia berharap Menpora tidak hanya memberikan perintah dalam penyelesaian masalah dua klub asal Jawa Timur tersebut, namun juga turun menjadi penengah atau mediator dua kubu yang berselisih. "Betul, harus jadi mediator. Jangan hanya memberikan perintah saja, itu bukan tugas Menpora," kata dia.
Selain itu Anton juga mengatakan seharusnya PSSI tidak melakukan perlawanan terhadap keputusan yang dikeluarkan oleh BOPI dengan mengabaikan sejumlah rekomendasi. Anton mengatakan seharusnya PSSI terbuka untuk bekerja sama dengan BOPI dalam penyelesaian masalah Arema dan Persebaya agar tidak kontra produktif.
"Seharusnya jangan menjadi perlawanan, tapi bekerja sama. Kalau memberikan perlawanan akhirnya semua menjadi arogan, PSSI merasa benar, BOPI merasa benar, Menpora merasa benar, sehingga yang terjadi akhirnya kontra produktif," kata dia.
Sebelumnya pada 1 April lalu BOPI membuat keputusan bahwa klub Arema dan Persebaya tidak direkomendasikan untuk bermain di kompetisi QNB League (Indonesia Super League) 2015 karena tidak memenuhi persyaratan legalitas. Singo Edan dan Bajul Ijo bermasalah dalam legalitas klub yang kepemilikannya diaku oleh dua pihak.