Sabtu 11 Apr 2015 16:17 WIB

FIFA: Indonesia tak Lebih Baik dari Timor Leste

Rep: Ali Mansur/ Red: Damanhuri Zuhri
FIFA
Foto: Antara
FIFA

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah dipastikan jika Tim Nasional (Timnas) Indonesia berhadapan dengan Timnas Timor Leste bakal terjadi banyak gol.

Skuat Garuda tak pernah sekalipun kalah dari tetangganya baik di level senior maupun junior. Juga dapat dipastikan, Timnas Indonesia kerap menang skor telak. Bahkan pernah menang hingga tujuh gol tanpa balas.

Namun, statistik di lapangan hijau tak selalu menjadi tolak ukur. Entah bagaimana pertimbangan dan cara FIFA menghitung. Timor Leste, yang di level tim senior tidak pernah menahan imbang Indonesia sekali pun, bisa menduduki peringkat ebih tinggi ketimbang tim Merah Putih.

Selain harus turun tiga tangga, di peringkat FIFA pada periode April, Indonesia (159) juga harus rela disalip Timor Leste (152).

Bahkan, negara yang pernah menjadi bagian dari wilayah Indonesia itu juga mampu berada di atas peringkat tiga negara kuat Asia, Kyrgyzstan (153), Korea Utara (157), dan Turkmenistan (159).

Sementara untuk se-Asia Tenggara, Vietnam masih menjadi yang terbaik di Asia Tenggara dengan berada di ranking ke-125 dunia, kemudian menyusul Filipina (139), Thailand (142), Timor Leste (152), dan Myanmar (158). 

Terlepas dari matematika FIFA yang menentukan peringkat suatu negara. Harus disadari jika Indonesia memang layak berada di bawah negara yang pernah menjadi provinsi di Indonesia tersebut. Dunia sepak bola tak jauh dari permasalahan, dan saat ini bisa dikatakan sebagai titik nadir sepak bola garuda.

"Ini cerminan buruknya sepak bola Indonesia. Ternyata Timor Leste masih lebih baik dari seniornya. Sepak bola Indonesia minim prestasi tapi permasalahannya banyak. Seharusnya ini mereka (PSSI) sadar dengan dengan peringkat yang jauh di bawah Timor Leste," keluh aktivis Save Our Soccer (SOS), Apung Widadi, saat dihubungi melalui seluler, Sabtu (11/4)

Liga Indonesia musim lalu pada level Divisi Utama (DU) harus mengakhiri kompetisi dengan memalukan. Dua klub peserta DU, PSS Sleman dan PSIS Semarang harus didepak dari kasta kedua Liga Indosia itu.

Kedua kesebelasan dianggap melakukan perbuatan yang mencoreng sepak bola Indonesia, dengan mempraktikan sepak bola gajah. Bahkan hingga saat ini, PSSI selaku induk sepak bola Indonesia belum mengetahui siapa dalang di balik sepak bola Gajah itu.

Berawal dari praktek kotor kedua kesebelasan itu, Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) membentuk Tim Sembilan untuk membenahi sepak bola Indonsia. Hanya saja, niat baik Kemenpora mendapat tantangan keras dari PSSI. Mereka berdalih pemerintah tidak diperkenankan mengintervensi PSSI.

Perseteruan Kemenpora dan PSSI pun berlanjut, hingga akhirnya, Kemenpora melalui Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) tidak memberikan rekomendasi Indonesia Super League (ISL) bergulir pada pertengahan Februari. Hingga akhirnya kedua belah berpihak bersepakat untuk tetap menggulirkan ISL pada Sabtu (4/4).

Namun BOPI tidak memperkenankan Arema Cronus dan Persebaya tampil di ISL. Lantaran masih memiliki sejumlah permasalahan klasik yang belum selesaikan, seperti dualisme kepemilikan. Keputusan BOPI  tak dihiraukan, ISL pun berjalan sesuai intruksi PT Liga Indonesia dengan 18 klub.

Namun secara mengejutkan, PSSI melalui Komite eksekutifnya menghentikan sementara ISL di tengah-tengah kompetisi. Dengan alasan peserta klub tidak nyaman menjalankan kompetisi dengan tidak adanya rekomendasi untuk Arema dan Persebaya. "Wajar jika posisi Indonesia di bawah lima peringkat Indonesia, ini menandakan kalau sepak bola kita buruk," kata Apung

Klasemen Liga 1 2024/2025
Pos Team Main Menang Seri Kalah Gol -/+ Poin
1 Persebaya Surabaya Persebaya Surabaya 7 5 2 0 7 5 17
2 Pusamania Borneo Pusamania Borneo 7 4 3 0 10 7 15
3 Bali United Bali United 7 4 2 1 12 6 14
4 Persib Bandung Persib Bandung 7 3 4 0 13 6 13
5 PSM Makassar PSM Makassar 7 3 3 1 9 5 12
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement