Selasa 14 Apr 2015 19:53 WIB
Kisruh PSSI

Legislator Senayan: Ancaman FIFA Itu Bisa Merugikan Indonesia

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: M Akbar
Surat FIFA kepada PSSI terkait kompetisi ISL 2015.
Foto: Republika/Israr Itah
Surat FIFA kepada PSSI terkait kompetisi ISL 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Nuroji, menyarankan kepada pemerintah untuk mengikuti aturan Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) terkait kisruh yang terjadi dalam kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015.

"Jika ancaman FIFA itu terjadi maka yang rugi kita sendiri sebagai bangsa Indonesia, khususnya kita," kata Nuroji di Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (14/4).

Dikatakannya, sanksi dari FIFA tersebut, dapat membuat Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI), khususnya sepakbola Indonesia menjadi mundur. Menurut dia, tidak ada yang bisa menjamin apakah sanksi dari FIFA berlangsung dalam waktu singkat atau lama.

"Kasihan dong pemain sepakbola yang sudah latihan," ujar Nuroji.

Ia menyayangkan penghentian yang dilakukan PSSI atas usulan PT Liga Indonesia terhadap ISL. Menurutnya, sebaiknya pemerintah melakukan pembinaan terhadap klub yang bermasalah.

"Urusan dengan sponsor dan lain-lain, multiple effect langsung. Akan ada dampak ekonomi kreatif," tutur Nuroji.

Petinggi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), sebelumnya, akhirnya menyetujui usulan dari PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi Liga Super Indonesia QNB untuk menghentikan sementara pelaksanaan kompetisi tertinggi di Tanah Air.

Keputusan tersebut diambil oleh PSSI mengingat dinamika yang terjadi di kompetisi terkait rekomendasi BOPI membutuhkan telaah yang mendalam sebelum diambil sikap final.

Klasemen Liga 1 2024/2025
Pos Team Main Menang Seri Kalah Gol -/+ Poin
1 Persebaya Surabaya Persebaya Surabaya 11 7 3 1 11 5 24
2 Persib Bandung Persib Bandung 11 6 5 0 19 11 23
3 Pusamania Borneo Pusamania Borneo 11 6 3 2 16 9 21
4 Bali United Bali United 11 6 2 3 16 7 20
5 Persija Persija 11 5 3 3 16 5 18
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement