REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan anggota Komite Normalisasi PSSI, FX Hadi Rudiyatmo menegaskan keterlibatan pemerintah dalam hal ini Kemenpora dalam menyelesaikan polemik persepakbolaan nasional jangan terus dianggap sebuah intervensi.
"PSSI di belakangnya ada huruf I-nya (Indonesia). Jika pemerintah tidak boleh dilibatkan yang I-nya dihilangkan saja. Jadi PSS, bisakan?" kata FX Hadi Rudiyatmo pada Diskusi Interaktif "Menakar Calon Ketua Umum PSSI Yang Kapabel" di Jakarta, Selasa (14/4).
Menurut dia, PSSI bisa saja tunduk pada statuta FIFA, namun juga harus diakui jika sepak bola itu membawa nama bangsa. Untuk itu, sah-sah saja jika pemerintah terlibat dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.
"Mestinya negara ikut terlibat boleh. Tetapi, tidak semata-mata dikatakan intervensi. Kita jangan mau diadu oleh FIFA," katanya menambahkan.
Sebelumnya, Menpora Imam Nahrawi mendapatkan surat dari FIFA terkait dengan pelaksanaan kompetisi Indonesia Super League (ISL). Hal ini terjadi karena Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) tidak merekomendasikan tim Arema Indonesia dan Persebaya Surabaya turun pada kompetisi tertinggi di Tanah Air.
Dalam surat per 10 April yang ditandatangani Sekjen FIFA Jerome Valcke, federasi sepak bola dunia itu mengancam akan memberikan sanksi karena ada keterlibatan pihak ketiga dalam menentukan jumlah peserta kompetisi.
"Statuta FIFA memang harus dijunjung tinggi. Tapi kita juga harus sadar jika kita berada di negara yang berdaulat. Negara intervensi ya sah-sah saja. Tapi intervensinya tidak menentang statuta," kata pria yang juga Walikota Surakarta itu.
Pria yang juga penasehat tim Persis Solo itu bahkan menanggapi dengan dingin terkait ancaman sanksi dari FIFA. Pihaknya menilai pemberian sanksi belum tentu mampu membawa perbaikan bagi persepakbolaan nasional.
"Kemenpora lebih baik membekukan kepengurusan PSSI saat ini dan selanjutnya menata ulang dari awal," kata pria yang juga politisi dari PDIP itu.
Kritisnya sikap FX Hadi Rudiyatmo terhadap kondisi persepakbolaan nasional sudah berjalan lama. Bahkan pihaknya menyayangkan langkah PSSI dan PT Liga Indonesia selalu operator ISL menghentikan kompetisi di Tanah Air karena akan berdampak pada banyak hal termasuk kompetisi Divisi Utama.
sumber : antara
Advertisement