REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pelatih Persiba Balikpapan Eddy Simon menilai batalnya pertandingan menghadapi Persebaya Surabaya dalam lanjutan kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 sangat berpengaruh terhadap kondisi psikis para pemainnya.
"Secara teknis, semua pemain siap tampil dan menunjukkan kemampuannya menghadapi tuan rumah Persebaya. Tapi karena batal, tentu mempengaruhi secara psikis," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Jatim, Sabtu (25/4).
Pertandingan menghadapi Persebaya sejatinya digelar di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya pada Ahad (26/4) pukul 19.00 WIB.
Namun, karena adanya pelarangan dan polisi tidak mengizinkan pertandingan maka duel antara kedua tim gagal terlaksana.
"Kami terpaksa menerima kenyataan ini, meski sejujurnya sangat kecewa. Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah keputusan," kata pelatih yang membawa Pusamania Borneo juara Divisi Utama Liga Indonesia 2014 itu.
Sementara itu, timnya, menurut Eddy, tetap datang ke Surabaya meski sebelumnya sudah terdengar tanda-tanda bakal dibatalkannya pertandingan, karena mengikuti aturan kompetisi dan tidak ingin dinyatakan kalah "WO".
Roman Golian dan kawan-kawan tiba di Bandara Juanda pada Jumat (24/4) pukul 17.00 WIB dan mendapat kesempatan mencoba lapangan di Stadion Gelora Bung Tomo, Sabtu (25/4) pagi.
"Tapi saat kami sampai di stadion, tidak boleh mencoba lapangan oleh petugas setempat. Saya tidak tahu apa alasannya, sehingga tim tidak sempat berlatih dan mencoba lapangan," tukasnya.
Pertandingan Persebaya Surabaya melawan Persiba Balikpapan batal digelar setelah panitia pelaksana tidak mendapat izin keamanan dari kepolisian.
"Kami pastikan pertandingan batal karena tidak ada izin menggelar," ujar Sekretaris Panitia Pelaksana Arderio Hukom kepada wartawan di Surabaya, Sabtu (25/4).
Menurut Rio, sapaan akrabnya, polisi tidak berani mengeluarkan izin pertandingan karena sesuai arahan Kapolri setelah mendapat surat dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tentang pelarangan kegiatan kompetisi sepak bola ISL 2015.