Selasa 28 Apr 2015 08:21 WIB

Menpora Minta PT Liga Transparan

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi bertemu langsung dengan klub-klub ISL dan PT Liga Indonesia di Gedung Menpora Jakarta, Senin (27/4). (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi bertemu langsung dengan klub-klub ISL dan PT Liga Indonesia di Gedung Menpora Jakarta, Senin (27/4). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi meminta PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi Indonesia Super League (ISL) 'buka-bukaan' soal transparansi keuangan yang melibatkan sponsor, klub, dan sistem pembayarannya.

"PT Liga mengadopsi prinsip perbaikan tata kelola dan transparansi," kata Imam saat menggelar pertemuan dengan klub-klub ISL di kantor Kemenpora di Jakarta, Senin (28/4).

Perbaikan tata kelola dan transparansi tersebut, kata Imam, harus diwujudkan dalam beberapa langkah dengan tiga poin penting untuk segera dilaksanakan.

"PT Liga membuka nilai kontrak komersial dengan BV Sport dan QNB," kata Menpora.

Pada kompetisi musim 2015 ini PT Liga memang berhasil menggaet sponsor dari Qatar National Bank Group dan BV Sport yang kemudian menjadikan kompetisi bernama QNB League.

Selain itu, Menpora juga menginginkan PT Liga juga membuka secara jelas pembagian hak-hak komersial yang akan diterima oleh klub.

"Ketiga, PT Liga menjelaskan kapan dan bagaimana hak klub dibayarkan sesuai jadwal yang ditentukan," kata Menpora.

Imam mengatakan, tujuan dari realisasi langkah-langkah tersebut ialah untuk penguatan stakeholder sepakbola, khususnya klub dan pemain, pelatih serta ofisial.

Ia menginginkan agar PT Liga menunjukkan komitmennya dalam memenuhi hak-hak klub agar tidak ada kesulitan bagi klub untuk memenuhi kewajiban serta tidak mengorbankan hak pemain, pelatih, dan ofisial.

"Jangan sampai hadiah juara, hadiah pemain terbaik, hadiah top skor dan hak klub yang lain ditunggak tanpa kejelasan. Jika hak-hak klub tidak jelas bagaimana perhitungan dan prosentasenya dan kemudian juga tidak jelas kapan akan dipenuhi, maka klub akan kesulitan memenuhi kewajiban-kewajibannya," ujar Imam.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement