REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga saat ini, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi sudah menerima banyak usulan nama dan sedang mempertimbangkan siapa saja yang akan masuk sebagai tim transisi yang bertugas mengambil alih hak dan kewenangan PSSI. Meski harus berhati-hati agar yang terpilih benar-benar memiliki integritas dan moralitas yang bisa dipertanggungjawabkan, Menpora menyebut bahwa para punggawa tim transisi yang akan diumumkan pekan depan , bakal diwarnai dengan banyak kejutan.
“Semula tim transisi kita rencanakan sesegera mungkin diumumkan, namun karena saya ingin tim ini diperkuat oleh orang-orang benar-benar siap memahi membenahi sepak bola, jadi saya terus melakukan diskusi dan berkomunikasi dengan banyak pihak. Banyak nama masuk dalam daftar kandidat, dan sepertinya sebagian akan menjadi kejutan saat diumumkan pekan depan,” kata Menpora, Ahad (3/5).
Cak Imam, sapaan akrab Menpora, mengakui sebagian nama yang nantinya masuk ke tim transisi sudah cukup populer dan familier di mata publik. Sebagian nama tim transisi juga sudah beredar di masyarakat, meski ada yang hanya sebatas isu dan ada yang baru sebatas usulan. “Sabar saja, susunan tim sedang kami matangkan, sambil saya solat istikhoroh dulu. Tunggu saja kejutannya pekan depan,” tambah politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini sambil tersenyum.
Menpora menjelaskan, karena tim transisi ini mengambil alih peran PSSI yang telah dibekukan 17 April lalu, maka tim harus diperkuat oleh orang yang mempunyai dedikasi dan kredibilitas membenahi sepakbola, dari bidang apapun latar belakangnya. Sehingga tim ini bisa menghadirkan perubahan dan perbaikan sehingga menjadi babak penting dalam proses pembenahan sepakbola nasional sampai terbentuknya PSSI baru yang bersih dan kompeten sesuai mekanisme organisasi dan statuta FIFA.
Setidaknya, tim transisi akan diisi oleh 15 hingga 17 orang. Dengan tugas sesuai dengan posisi-posisi yang ada di PSSI, termasuk menggulirkan dan mengawasi kompetisi yang fair.
“Ini merupakan momentum dan babak penting bagi kita untuk membenahi sepakbola. Mudah-mudahan FIFA memahami niat dan tekat kami memperbaiki prestasi sepakbola Merah Putih. Klub-klub sepakbola di Tanah Air juga mau bekerja dan bergerak bersama menuju perbaikan,” tuturnya.
Menurut Menpora, sudah saatnya sepakbola nasional ditangani oleh orang-orang yang bersih dan kredibel serta dikelola secara profesional. Dengan demikian, ada harapan dan kepercayaan diri yang tumbuh, dari pemain hingga masyarkat, bahwa kelak Timnas bisa berbicara di kancah Asia hingga Dunia, seperti yang pernah ditorehkan di masa lalu. Tidak seperti saat ini untuk menjadi juara SEA Games saja, tak kunjung terpenuhi.
“Saya tahu pembinaan olahraga tidak bisa instan, memperbaiki prestasi tidak seperti membalikan telapak tangan. Butuh waktu, kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain. Pengelolaan sepakbola harus benar dan memberikan harapan. Singkirkan mereka yang telah mengelola sistem dan pola pembinaan dengan kelakar bahwa mendatangkan malaikat pun sepakbola nasional tidak akan berprestasi. Bangsa ini harus punya visi dan optimisme. Saatnya sepakbola dikelola oleh orang-orang yang menempatkan prestasi sepakbola Merah Putih di atas segalanya,” tandas Cak Imam.