Rabu 06 May 2015 20:28 WIB

Tugas Selesai, Tim Sembilan tak Mau Ungkap Mafia Bola

Rep: Ali Mansur/ Red: Israr Itah
Kepala Deputi V Kemenpora sekaligus ketua tim sembilan bentukan Menpora, Gatot Dewa Broto memberikan keterangan terkait Indonesia Super League (ISL) saat konferensi pers yang diadakan di halaman Kementrian Pemuda dan Olahraga, Jakarta Selatan, Rabu (1/4).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Kepala Deputi V Kemenpora sekaligus ketua tim sembilan bentukan Menpora, Gatot Dewa Broto memberikan keterangan terkait Indonesia Super League (ISL) saat konferensi pers yang diadakan di halaman Kementrian Pemuda dan Olahraga, Jakarta Selatan, Rabu (1/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Sembilan bentukan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) resmi dibubarkan pada Rabu (6/5). Mereka sudah menyelesaikan masa tugasnya dan mengumumkan hasil kerja selama empat bulan lalu.

Namun tim yang didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tersebut belum bisa mengungkapkan masalah inti, yaitu mafia sepak bola.

Anggota Tim Sembilan yang juga Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto mengatakan pihaknya sebetulnya sudah mendapat temuan. Namun ia mengatakan belum bisa mengungkapkan. Melainkan cuma bisa memberikan rekomendasi saja.

"Kami menghormati sumber yang dilindungi oleh Undang-Undang Perlindungan saksi. Tapi, dalam laporan yang diserahkan kepada pak Menteri sudah lengkap beserta rekamannya juga.  Tim Sembilan akan memberikan rekomendasi, nantinya akan ditindaklanjuti oleh Kemenpora," jelas Gatot.

Gatot juga menjelaskan bahwa temuan itu belum pasti berujung pada fakta. Pada laporan itu hanya berbentu dugaan-dugaan. Akan tetapi meski hanya dugaan temuan tersebut harus dituntaskan hingga terungkap kebenarannya.

Ketua Tim Sembilan, Oegroseno, menyatakan bahwa Kemenpora perlu menjalin nota kesepahaman dengan Kepolisian. Itu agar pihak kepolisian bisa masuk untuk menyelidiki. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement