REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Pelatih Bayern Muenchen telah memprediksi tidak ada yang bisa dia lakukan untuk mengatasi bintang Barcelona Lionel Messi pada leg pertama semifinal Liga Champions di Camp Nou, Kamis (7/5) dinihari WIB,
Prediksi Guardiola tersebut terbukti benar. Pada pertandingan di Camp Nou tersebut, Muenchen 53 persen menguasai bola. Itu pertama kali dalam delapan tahun Barca kalah dalam penguasaan bola di pertandingan Liga Champions.
Barca dikenal karena kemampuan penguasaan bola di lapangan tengah, dan dalam 96 penampilannya di Liga Champions sejak Desember 2006, mereka selalu unggul dalam penguasaan bola dibanding tim lawannya.
Kini Guardiola, yang pernah melatih tim Catalan itu pada 2008-2012, mencoba menerapkan pola serupa di Muenchen.
"Kami ingin tetap menguasai bola sehingga lawan terpaksa mundur dan harus banyak berlari," kata Guardiola. "Tidak mudah melawan Barca, kami dapat menghentikan mereka menguasai bola tapi setelah kebobolan satu gol kami kehilangan arah".
Kehadiran Guardiola di Barcelona membawa kesan tersendiri. Karena ia pernah menjadi ikon di klub, sebagai pemain dan kemudian sebagai pelatih. Ia juga bersama Barca dalam puncak kejayaan, dengan 14 trofi juara.
Setelah kepergian Guardiola, sepak bola Barca mulai jadi lebih gampang ditebak. Mereka juga dikritik karena terlalu lama memainkan bola. Kehadiran Luis Enrique musim ini menjanjikan permainan langsung dan menarik, yang tentunya membuat Messi lebih berkembang.
Messi juga membuktikan perannya dalam pertandingan leg pertama semifinal itu dengan dua golnya ke gawang Muenchen. Kemenangan 3-0 itu membuat satu kaki Barca sudah berada di final Liga Champions musim ini.
Sebelum pertandingan, Guardiola mengakui bahwa timnya sulit untuk menghentikan Messi. "Kita perlu memastikan dulu bahwa dia (Messi) tidak terlibat dalam permainan dan tidak menguasai bola, atau kita tidak bisa berbuat apa-apa," katanya. "Selain itu di Barca juga banyak pemain bagus, dan mereka tim yang solid".
Ikuti Whatsapp Channel Republika
