REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat bola Budiarto Shambazy menilai tim transisi yang dibentuk oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi harus diberi waktu untuk membuktikan hasil kerjanya. Untuk saat ini ia merasa sulit untuk mengukur kapasitas tim ini karena masih terlalu dini.
“Relatif ya, masih sulit untuk mengukurnya kalau dibilang menurut hasil,” kata Budiarto, Sabtu, (9/5).
Ia berharap tim transisi yang sudah dibentuk ini bisa bekerja sesuai kewenangan sebagaimana mestinya. Menurutnya, tim transisi yang beranggotakan 17 orang dengan berbagai macam latar belakang ini sudah harus segera membuat agenda. Saran Budiarto, hal tersebut diantaranya adalah mendekatkan diri dengan klub-klub sepak bola dan mempersiapkan tim nasional ke ajang olahraga Sea Games yang akan diselenggarakan di Singapura.
Menurut dia, klub adalah pelaku utama. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan cara intensif untuk menanyakan hal apa saja yang menjadi masalah klub, terutama masalah keuangan. Keuangan klub menjadi hal yang penting karena data terakhir Persija memiliki utang sebesar 76 miliar rupiah dan ada beberapa klub yang tidak bisa membayar gaji pemain di klub.
“Klub–klub ini harus didekati, ditanya masalahnya apa dan harus intensif,” ujar Budiarto.
Hal ini bisa menjadi momentum untuk menjalin hubungan dengan klub-klub sepak bola dan supaya perputaran kompetisi sepakbola menjadi cepat. Selanjutnya, tim transisi juga diharapkan bisa mencoba untuk membantu klub menjadi lebih profesional sesuai dengan kriteria FIFA.