Ahad 10 May 2015 17:41 WIB

PSS Dibekukan Kemenpora, Manajemen Bubarkan Persis Solo

Suporter Persis Solo, Pasoepati.
Foto: Antara
Suporter Persis Solo, Pasoepati.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Manajemen PT Persis Solo Saestu (PSS) akhirnya secara resmi membubarkan timnya yang telah siap berkompetisi Divisi Utama 2015 karena dampak dibekukan PSSI oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Semua jajaran Direksi PT Persis Solo Saestu mengumpulkan seluruh pengurus dan pemain tim berkostum merah merah tersebut mengadakan rapat secara tertutup di Balai Persis Solo, Ahad (10/5).

Pihak menajemen mengambil jalan terbaik dengan membubarkan tim Persis Solo karena belum ada kejelasan digelarnya kompetisi sepak bola di Tanah Air.

Menurut Chief Eksekutif Officer (CEO) PT Persis Solo Saestu, Paulus Haryoto, pembubaran tim Persis Solo musim kompetisi tahun ini, karena dampak pembekuan PSSI sehingga membuat aktifitas sepak bola di Indonesia dihentikan seluruhnya.

Menurut Paulus Haryoto, dampak dihentikan kompetisi membuat tim Persis Solo kesulitan untuk mencukupi kebutuhan operasional klub terutama gaji untuk pemain per bulan.

Paulus Haryoto menjelaskan, pembubarkan Persis tersebut merupakan force majeure atau kejadian atau keadaan yang terjadi di luar kemampuan dari para pihak yang bersangkutan. Sehingga, semua pihak harus bisa menerima.

Namun, pihak manajemen Persis jika harus menunggu terlalu lama kejelasan kompetisi kapan digelar tahun ini, maka akan lebih susah lagi. Meskipun, manajemen Persis telah resmi membubarkan timnya, tetapi pihaknya tetap masih berkewajiban membayar gaji pelatih dan pemainnya untuk periode April-Mei.

Namun, pihak manajemen Persis hanya sanggup membayar gaji pemain yang sudah dikontrak musim tahun ini sebesar setengah dari gajinya. "Kami kondisi darurat dan klub juga belum memiliki pendapatan banyak, sehingga pembayaran dengan dicicil menjadi hal yang realistis," kata Paulus Haryoto.

Menurut dia, dari hasil kesepakatan dalam rapat yang digelar manajemen, pada Sabtu (9/5), pihaknya tetap berkewajiban membayar hak pemain dan pelatih, hanya 50 persen untuk bulan April-Mei dari gajinya. "Pemain memang inginkan pembayaran gaji penuh. Namun, kami juga realistis karena belum punya pendapatan yang signifikan," katanya.

Kendati demikian, pihaknya ke depan jika ada pemasukan lain tentunya akan berusaha memenuhi kekurangan kewajiban membawa gaji pemainnya itu. Andrid Wibowo salah satu pemain sayap Persis Solo, saat dimintai konfirmasi soal pembubaran timnya, menyatakan, pasrah dengan keputusan pihak manajemen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement