REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah ditunjuk sebagai anggota Tim Transisi oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga (kemenpora) ke-17 anggota tersebut sudah ditunggu tugas yang cukup berat. Yakni memutar kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim 2015 yang sempat terhenti beberapa kali. Terakhir kali kompetisi tertinggi di Liga Indonesia terhenti, lantaran PSSI mengeluarkan keputusan Force Majeure.
Selain itu PT Liga Indonesia beserta ke-18 peserta ISL telah bersepakat untuk tidak mengikuti kompetisi yang digulir dibawah Kemenpora. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Tim Transisi. Apalagi mayoritas anggota tim bentukan Kemenpora itu adalah politikus bukan dari kalangan olahragarawan terutama sepak bola. Kendati demikian, Tim Transisi optimis dapat membujuk klub-klub ISL untuk mau berkompetisi.
Hal itu disampaikan langsung oleh salah satu anggota Tim Transisi, FX. Hadi Rudyatmo. "Tentu saya inginkan langkah pertama Tim Transisi adalah kembali menggulirkan kompetisi. Kalau dibiarkan terlalu lama tidak ada kegiatan, tentu ini akan memperburuk persepakbolaan di Indonesia. Saya harap ini akan menjadi tugas pertama Tim Transisi," jelas walikota Surakarta tersebut, Ahad (10/5).
Mantan ketua umum Persis Solo ini juga menginginkan agar PT Liga Indonesia tetap menjadi operator liga untuk kompetisi yang akan digulirnya. Hanya saja, PT Liga Indonesia tidak akan bertanggung jawab kepada PSSI, melainkan kepada Kemenpora. Tidak hanya itu, pria yang pernah menjabat sebagai anggota Komite Normalisasi PSSI itu menginginkan kompetisi digelar secepat mungkin.
"Kalau bisa bulan ini (Mei) atau sebelum bulan Ramadhan," kata FX Rudyatmo.