REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Federasi Sepak Bola dunia (FIFA) mengumumkan akan menggunakan sistem baru melalui pengamat pertandingan untuk memantau insiden rasisme dan diskrimansi dalam olahraga tersebut.
Program ini akan bekerja selama kualifikasi Piala Dunia hingga waktu penyelenggaraan turnamen itu pada tahun 2018 di Rusia. Caranya, para pengamat akan dilatih untuk melihat insiden diskriminasi dan melaporkannnya ke FIFA. Kemudian, FIFA menjatuhkan sanksi disiplin pada negara-negara yang terlibat.
Sebagai tuan rumah nanti, Rusia sendiri mengalami masalah pelik seputar hal tersebut. Sekitar 200 inisiden rasis dilakukan olef fans sepak bola Rusia dari tahun 2012 hingga 2014. Data ini diambil dari Sova Center, sebuah badan untuk memantau perilaku rasis yang berbasis di kota Moskow.
"Proyek ini mengikuti rekomendasi dari satuan tugas antidiskrimniasi FIFA bekerja sama dengan Badan anti diskriminasi Eropa," demikian laporan yang dikutip dari the Guardian, Selasa (12/5).
Program ini akan dipresentasikan di Stadion Wembley, London. Selasa, (waktu setempat). Para peserta yang hadir dalam acara tersebut diantaranya gelandang Manchester City, Yaya Toure, mantan wasit Piala Dunia Howard Webb, dan sebagainya.