REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--Walikota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo yang ditunjuk menjadi anggota Tim Transisi PSSI menyatakan tidak bisa memenuhi undangan rapat dari Kementerian Pemuda dan Olahraga di Jakarta, pada Selasa (19/5).
"Saya telah mendapatkan undangan acara rapat Tim Transisi melalui sms dari Pak Menpora Imam Nahrawi, tetapi saya lebih baik tidak hadir ke Jakarta," kata Rudyatmo di Solo, Senin (18/5).
Menurut Rudyatmo yang juga mantan anggota Komite Normalisasi (KN) PSSI tersebut, ia lebih baik melayani dan mengurusi masyarakatnya di Kota Solo. Ia beralasan penunjukannya menjadi salah satu anggota Tim Transisi tidak diperkuat dengan surat dari Kemenpora.
"Saya belum menerima surat secara resmi dari Menpora, soal anggota Tim Transisi PSSI. Surat resmi itu, seperti saya terima saat menjadi salah satu anggota KN," kata Rudyatmo menegaskan.
Hingga sekarang ia mengaku belum menerima surat resmi atau perintah dari Menpora, soal penunjukannya. Padahal Rudyatmo ingin profesional, sehingga harus ada surat penunjukan resmi dari Menpora agar Tim Transisi tidak dianggap sebagai abal- abal.
Menyinggung soal tidak kehadirannya ke rapat Tim Transisi, Rudyatmo menjelaskan ia tidak bisa dianggap mundur. Kendati demikian, Rudyatmo memberikan masukan agar Menpora segera melakukan komunikasi dengan FIFA untuk menjelaskan permasalahan di PSSI sehingga dampaknya sampai dihentikan kegiatan kompetisi.
"Menpora setelah menjelaskan dan menyelesaikan ke FIFA, baru mempersiapkan untuk menggelar kembali kompetisi. Kami berharap kompetisi segera digelar kembali karena ribuan orang baik pemain, pelatih dan ofisial yang terkena dampaknya," katanya.
Bahkan, Rudyatmo sangat mendukung rencana akan digelar kompetisi antara tim-tim di Jateng, antara lain akan diikuti PSIS Semarang, Persis, Solo, PSCS Cilacap, Persip Pekalongan dan PPSM Magelang.
"Kami yakin dengan digelarnya pertandingan sepak bola di Jateng, maka diharapkan bisa membangkitkan persepakbolaan di daerah ini pada khususnya, dan nasional pada umumnya," kata dia.