Rabu 20 May 2015 18:33 WIB
Kisruh PSSI

Ini Cara Unik Protes Suporter Buat Menpora

Rep: Maspril Aries/ Red: M Akbar
Menpora Imam Nahrawi.
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Menpora Imam Nahrawi.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Menyampaikan sikap protes kepada Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi atas keputusan membekukan PSSI tidak harus dilakukan berunjuk rasa dengan turun ke jalan. Di Palembang suporter Sriwijaya FC melakukan aksi protes dengan cara berbeda.

Suporter klub berjuluk Laskar Wong Kito yang tergabung dalam kelompok suporter Singa Mania dan SFC Kaskus mendatangi Kantor Pos Besar Palembang di jalan Merdeka, Rabu (20/5).

“Kami datang ke Kantor Pos Merdeka untuk mengirim paket pos berisi buku pelajaran sejarah kepada Menpora Imam Nahrawi di Jakarta. Kami berharap Menpora mau meluangkan waktunya sebentar untuk mengingat kembali bagaimana perjuangan mendirikan Budi Utomo pada tahun 1908 lalu yang menjadi tonggak awal kebangkitan perjuangan bangsa Indonesia untuk merdeka,” kata Arie Firdaus dari SFC Kaskus.

Menurut Arie Firdaus, berdirinya Budi Utomo 107 tahun lalu mengajarkan bahwa persatuan dan kesatuan serta rasa nasionalisme merupakan salah satu modal bangsa dalam merebut kemerdekaan.

“Sekarang seharusnya kita punya rasa malu kepada para pahlawan yang sudah mengorbankan nyawanya. Indonesia telah 70 tahun merdeka dan kebangkitan nasional sejak 107 tahun, tapi sekarang bangsa kita terus sibuk bertikai antar sesama, seperti konflik antara Menpora dengan PSSI,” ujarnya.

Sementar itu Rocky dan Akteh dari kelompok suporter Singa Mania mengahrapkan, kisruh sepakbola di tanah air harus segera diselesaikan dengan cara musyawarah.

“Hentikanlah konflik, bukan lagi saat ini kita mencari siapa yang benar dan siapa yang salah, juga bukan untuk mencari menang atau kalah. Mari kita utamakan kepentingan bangsa. Bukankah lagu kebangsaan kita masih sama, Indonesia Raya,” kata Rocky.

Di Indonesi menurut mereka, sepak bola adalah salah satu olahraga yang mampu mempersatukan bangsa Indonesia, dan bukan sebaliknya berkonflik seperti sekarang.

“Sepak bola mengajarkan sportivitas dan fair play. Menpora sebagai perwakilan pemerintah harus lebih bijak menyikapi masalah ini. Kami tidak membabi buta membela PSSI, karena memang PSSI pun perlu perbaikan. Silahkan diawasi, tapi cabut pembekuan agar kompetisi dapat berlangsung kembali dengan normal dan setelah 30 Mei Indonesia tidak terkena sanksi FIFA,” ujar Akteh.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement