Ahad 31 May 2015 04:00 WIB
Skandal FIFA

Pangeran William Serukan Reformasi di Tubuh FIFA

Rep: C80/ Red: M Akbar
Pangeran William saat berkunjung ke Malta, menggantikan istrinya Kate Middleton yang sakit
Foto: Reuters
Pangeran William saat berkunjung ke Malta, menggantikan istrinya Kate Middleton yang sakit

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pangeran William telah menyerukan kepada FIFA untuk melakukan reformasi, agar dapat mewakili kepentinan fair play dan menempatkan kepentingan olahraga sebagai yang pertama. FIFA dan Sepp Blatter telah mendapatkan banyak kritikan setelah tujuh pejabat FIFA ditangkap, dan 18 orang terkait dengan tuduhan korupsi oleh departemen kehakiman AS.

Pangeran William yang juga merupakan presiden FA, William mencontohkan 'momen Salt Lake City' FIFA, menjadi contoh ketika tahun 1998, anggota IOC Swiss Marc Hodler mengungkapkan beberapa rekannya telah menerima gratifikasi untuk penghargaan Salt Lake City di Olimpiade musim dingin 2002.

Menurut William, ada mata rantai besar yang terputus antara fair play yang memandu meerka bermaind dan mendukung permainan. Dugaan korupsi sendiri dinilainya telah lama berlangsung dalam olahraga internasional.

Karena itu, lanjut dia, peristiwa di Zurich pekan ini mirip dengan saat terjadinya Salt Lake City, ketika komite Olimpiade Internasional dipecat karena tuduhan yang cukup serius. ''FIFA sepeti IOC, dari sekarang harus menunjukan bahwa hal itu dapat mewakili kepentingan fair play dan menempatkan olahraga sebagai yang pertama,'' kata William seperti dilansir Sky Sports, Ahad (31/5).

William menambahkan, semua yang mendukung FIFA, seperti sponsor dan konfederasi regional, harus segera melakukan reformasi demi sepakbola. Sebab jika tidak, para penggemar tidak akan menikmati sepakbola lagi. ''Saya tidak meragukan bahwa ketika reformasi FIFA, misisnya menyebarkan manfaat permainan bagi banyak orang, terutama di negara -negara berkembang, dapat ditingkatkan,'' ujar Wiliiam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement