REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arsitek Tim Nasional Indonesia, di ajang SEA Games 2015 di Singapura, Aji Santoso menyesalkan hasil kurang memuaskan di laga perdana ajang dua tahunan tersebut. Menurut Aji, situasi di luar lapangan sangat memengaruhi permainan anak asuhnya. Sebenarnya, Aji tidak ingin beralasan bahwa sanksi yang didapat Indonesia dari FIFA sebagai alasan kalah. Hanya saja hal itu tak dihindari.
Menurut Aji, saat ini penggawa Garuda Muda sedang menghadapi ketidakpastian pasca FIFA menjatuhkan sanksi kepada sepak bola dunia. Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan selalu terpikir, ke mana kami setelah SEA Games? Tanpa sepakbola apa yang dapat kami lakukan? itulah pertanyaan yang sering dipertanyakan anaka asuhnya.
"Kami telah berusaha menjaga moral anak-anak. Bahkan kami menawarkan bonus kepada mereka. Namun anak-anak hanya manusia biasa, tentu saja mereka juga memikirkan masa depannya,” ujar Aji, saat dihubungi melalui media sosial, Rabu (3/6).
Aji juga bakal mengalami hal yang sama jika berada di posisi pemain. Dirinya bersama para pemain menyadari mungkin saja itu adalah terakhir kali untuk dirinya dan anak asuh memainkan laga internasional, sampai larangan FIFA dicabut. Hanya saja, mantan pelatih Persebaya Surabaya itu tetap menginginkan anak asuhnya tetap bersemangat dan fokus pada pertandingan, bukan yang lainnya.
Pada laga perdana, Garuda Muda harus mengakui keunggulan Myanmar U-23 dengan skor 4-2, di Stadion Jalan Besar, Singapura, Selasa (2/6). Empat gol pemain Myanmar hanya mampu dibalas dua gol. Masing-masing dicetak oleh Muhammad Abduh Lestaluhu pada akhir babak pertama, dan Ahmad Noviandani pada menit ke-70.