Jumat 05 Jun 2015 18:41 WIB

Mantan Wakil Presiden FIFA Terkejut Ada 'Suap' untuk FAI

Rep: Risa Herdahita Putri/ Red: Israr Itah
Kantor pusat FIFA di Zurich, Swiss.
Foto: Ennio Leanza/Keystone via AP
Kantor pusat FIFA di Zurich, Swiss.

REPUBLIKA.CO.ID, BELFAST--Mantan Wakil Presiden FIFA Jim Boyce terkejut dengan pemberitaan suap yang dilakukan FIFA terhadap Asosiasi Sepakbola Irlandia (FAI). Boyce meminta Komite Eksekutif FIFA untuk melakukan investigasi lebih lanjut soal kebenaran kabar itu.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif FAI John Delaney mengakui menerima uang senilai 5 juta dolar AS (Rp Rp 66,5 miliar) untuk mencegah tuntutan secara hukum atas handball yang dilakukan pemain Prancis Thierry Henry sebelum mencetak gol pada laga play-off memperebutkan tiket ke Piala Dunia 2010. Karena insiden krusial itu, Irlandia gagal lolos ke Afrika Selatan.

Delaney mengaku kesepakatannya dengan FIFA pada awalnya hanya berupa pinjaman. FAI berjanji akan mengembalikan uang itu asalkan mereka lolos kulifikasi Piala Dunia 2014. Rupanya, Irlandia tetap tidak lolos. Maka, mempertimbangkan kondisi finansial FAI, FIFA sepakat untuk menghapus status pinjaman itu. 

"Bagaimana seseorang bisa membayar 5 juta dolar AS untuk menghentikan proses hukum benar-benar di luar pemikiran saya," katanya seperti dikutip BBC

Menurutnya, jika hal ini disahkan FIFA tanpa sepengetahuan komite eksekutif, tentu menjadi suatu hal yang harus ditinjau kembali. Boyce menambahkan, jika pembayaran sebesar 5 juta dolar AS itu benar telah dibayarkan karena handball dan mengancam tindakan hukum, maka ia berharap adanya penyelidikan penuh. 

"Saya benar-benar terkejut. Saya tak pernah mendengar apapun sekonyol ini dalam hidup saya," tegas pria asal Irlandia itu. 

Boyce mendeskripsikan pernyataan Delaney sebagai pernyataan luar biasa. Ia tidak paham, sebagaimana pengalamannya, seseorang akan membayar agar wasit melakukan kesalahan untuk menghentikan seseorang mengambil tindakan hukum. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement