REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Satu persatu klub Indonesia Super League (ISL) membubarkan para skuatnya lantaran kompetisi tidak berjalan. Setelah sebelumnya, runner up ISL musim lalu, Persipura Jayapura membubarkan para pemainnya. Kini giliran juara bertahan, Persib Bandung yang bakal membubakan para penggawanya pada bulan ini.
Manajer Maung Bandung, Umuh Muchtar mengaku, terpaksa memiliki rencana untuk membubarkan Atep dan kawan-kawan, demi kebaikan klub. Umuh merasa bingung menentukan nasib para pemain Persib. Namun jika manajemen persib mempertahankan para pemainnya, tapi tindakan tersebut sangat berisiko untuk keberlangsungan klub.
Sebab jika para pemain tidak dibubarkan, maka PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) harus menanggung gaji pemain, pelatih dan juga official tim, per bulannya. Menurut Umuh nominal yang dikeluarkan PBB cukup besar, apalagi pihaknya tidak akan memiliki pemasukan tanpa adanya kompetisi.
"Tapi, kalau bertahan sepertinya tidak mungkin karena kami harus terus mengeluarkan gaji,” kata Umuh saat dikonfirmasi melalui telepon, Ahad (7/6).
Selain itu, Umuh juga menjelaskan,terkait pembubaran tims. Saat kompetisi kembali berjalan normal dan sanksi dari FIFA dicabut, pemain yang statusnya telah dilepas akan kembali dipanggil. Bila masih mempunyai hati untuk tim kebanggaan Bobotoh, maka para pemain akan kembali direkrut. Namun, Umuh pun tidak mempermasalahkan jika pemain hijrah ke klub lain.
Kendati demikian, Umuh bakal memanggil kembali para pemainnya, jika kompetisi kembali normal dan sanksi dari FIFA dicabut. Hanya saja, Umuh tidak mempersoalkan jika pemainnya ingin pindah ke klub lain, lantaran itu hak para pemain. "Kalau nanti berjalan lagi, kami akan panggil lagi mereka. Tapi kalau mereka sudah membela klub lain, saya tidak bisa apa-apa, karena itu hak pemain," ungkap Umuh.
Sementara itu, kapten Persib Bandung, Atep menegaskan meski sepak bola Indonesia sedang mati suri, akibat sanksi yang dijatuhkan FIFA, tapi pembinaan usia muda tetap harus berjalan. Sebab, hukuman tersebut hanya sebatas legal formal federasi sepakbola dunia kepada keberadaan PSSI, artinya bukan menghentikan aktivitas sepak bola di Tanah Air.
Menurut Atep, kualitas sepak bola tetap bisa menanjak, meski berjalan lambat. Meskipun tidak dipungkiri, dirinya sebenarnya kecewa dengan jatuhnya sanksi dari FIFA ke Indonesia tersebut. Maka dari itu, Atep mengajak semua insan sepak bola harus bersama-sama bergandengan tangan menyelamatkan sepak bola Indonesia.