REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengatakan tim transisi tidak bisa diandalkan untuk memberantas mafia bola. Ia beralasan sifat kerja tim transisi hanya sementara. Sedangkan untuk membongkar jaringan atau memutus mata rantai mafia itu butuh waktu yang sangat lama.
"Tim transisi tidak bisa diandalkan sepenuhnya untuk memberantas mafia bola. Jaringan mafia itu sangat banyak. Apalagi rentang waktu Tim Transisi terbatas," kata Gatot S Dewa Broto kepada Republika, Rabu (17/6).
Gatot menyebutkan selama ini mafia-mafia bola bermain di belakang layar. Untuk berhubungan dengan pengatur skor mereka harus memerintah orang untuk mengadakan pertemuan secara rahasia dengan beberapa pihak yang terlibat dalam pertandingan.
Meskipun tim transisi akan membuat kelompok kerja (pokja) investigasi bukan berarti pokja ikut memberntas mafia-mafia itu. Karena kewenangan untuk memberantas mafia berada di tangan aparat penegak hukum.
"Rencananya tim transisi akan membuat pokja investigasi. Tapi mereka tidak dalam kewenangan memberantas,"kata Gatot
Kepala Deputi V kemenpora ini berharap aparat penegak hukum bisa mengambil peran penuh untuk memberantas mafia. Sehingga sepakbola Indonesia mampu berprestasi kembali.